Jakarta (ANTARA) - Anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar, Dave Laksono, TNI solid dalam menangkal radikalisme di Tanah Air. Kelompok yang seperti ini beraksi kembali, di antaranya menyerang secara sifik memakai senjata tajam kepada Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto, beberapa waktu lalu.

"Saya yakin TNI mampu dan solid mengantisipasi ancaman-ancaman radikalisme seperti itu," kata Laksono, dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Minggu.

Juga baca: Perempuan benteng keluarga cegah radikalisme

Juga baca: BNPT : Kearifan lokal dapat cegah berkembangnya paham radikal

Ia mengakui respon publik atas peristiwa itu sangat beragam. Bahkan, kata dia, respon yang cukup mendapat perhatian publik adalah tiga istri prajurit TNI yang membuat pernyataan menyindir di media sosial terkait peristiwa tersebut sehingga suaminya menerima sanksi.

Selain itu, terdapat juga seorang wanita polisi berpangkat bintara yang dipecat dari dinas kepolisian karena bersimpati kepada kelompok radikal berbasis agama dan mempersiapkan diri sebagai seorang pembom bunuh diri. Istilah yang lazim untuk orang yang demikian adalah "pengantin".

Juga baca: Aburizal dan Wiranto khawatirkan kebangkitan Islam radikal

Juga baca: Wiranto diserang, sejarah teror kembali berulang

Tentang sanksi kepada personel TNI yang anggota keluarganya demikian, dia menilai, TNI perlu memperkuat narasi di masyarakat bahwa pencopotan ketiga prajurit TNI itu adalah murni sebagai bentuk komitmen TNI dalam menjaga stabilitas dan ketaatan TNI kepada hukum yang berlaku, bukan karena faktor-faktor lain.

Ia menilai langkah cepat TNI yang langsung mencopot ketiga prajurit TNI dari jabatannya akibat cuitan nyinyir ketiga istri para prajurit di medsos adalah wajar.

"Hukuman disiplin yang diberlakukan pimpinan TNI sudah tepat, dan pasti sudah melalui prosedur yang benar. Ini menjadi satu sinyal bahwa TNI tidak ingin lagi main-main dengan dinamika politik yang sifatnya merusak, menghina, mendoktrin, dan sebagainya," kata dia.

Juga baca: BNPT : Kearifan lokal dapat cegah berkembangnya paham radikal

Meski begitu, dia meminta agar publik mendapat akses terbuka terhadap informasi atas proses hukum dari ketiga istri prajurit TNI itu yang terbukti melanggar UU ITE.

Secara internal, dia juga meminta agar jajaran pimpinan TNI membuat pengarahan khusus kepada keluarga prajurit TNI agar bijak dalam membuat status di media sosial.

"Orang main medsos hak siapa saja. Tapi khan semua ada batasnya, jangan pula aneh-aneh apalagi posting hoaks atau nyinyir begitu. Istri anggota TNI khan juga harus patuh tegak lurus kepada Sumpah Prajurit, Sapta Marga, dan Pancasila. Ini mungkin atensi khusus bagi keluarga TNI di semua matra," ujar dia.

Pewarta: Rangga Jingga
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019