Beijing,(ANTARA News) - Menteri Perdagangan (Mendag) China Chen Deming, menyatakan dirinya "sangat kecewa dan menyesalkan" atas kegagalan pembicaraan penting Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk memecahkan kebuntuan Putaran Doha.
"Kami, juga diantara peserta negara lain, merasakan kekecewaan dan penyesalan," kata Chen usai mengikuti pertemuan itu dengan sejumlah menteri, seperti dikutip Xinhua, di Beijing, Rabu.
Chen mengatakan kegagalan negosiasi sembilan hari disebabkan oleh "ketidakmampuan" dua negara menjembatani perbedaan antara masing-masing posisinya mengenai upaya tingkat usaha perlindungan khusus. Namun ia tidak menyebutkan dua negara tersebut.
Sejumlah sumber perdagangan mengatakan perselisihan terjadi antara Amerika Serikat dan India, keduanya saat ini sedang menghadapi tekanan saat pemilihan umum.
Kedua negara tersebut tidak dapat menyetujui mengenai isu mekanisme usaha perlindungan khusus (SSM), yang mengizinkan negara-negara berkembang menaikkan tarif impor bila impor melonjak, sehingga melindungi kepentingan petani miskin.
Amerika Serikat juga menolak pembicaraan mengenai subsidi kapas, yang selama ini merupakan kepedulian bagi para petani kapas miskin di negara-negara Afrika.
"China telah sungguh-sungguh menunjukkan fleksibilitas serta upaya konstruktif, dan sangat berharap mencapai keberhasilan Putaran Doha melalui kerjasama dengan negara anggota," kata Chen.
Ia mengatakan, China membuat kesepakatan dan konsesi utama mengenai isu pengurangan subsidi domestik yang bisa mendistorsi perdagangan secara keseluruhan (OTDS) bagi negara berkembang, produk sensitif, perlindungan khusus spesial, serta klausul anti-pemusatan (ACC).
Saat persetujuan konferensi mengenai jasa-jasa, China juga menekankan keinginannya untuk lebih luas membuka pasarnya di beberapa sektor utama.
Chen mengatakan kegagalan tersebut merupakan sesuatu yang tragis dan juga merupakan suatu "kemunduran serius".
"Disaat dunia sedang menghadapi pelemahan ekonomi, inflasi serius serta resiko keuangan, kegagalan akan memiliki dampak besar terhadap sistem perdagangan multilateral yang rawan," katanya.
Ia minta para anggota WTO untuk bercermin atas kegagalan itu dan mempelajari kejadian itu sehingga kualitas dan efisiensi saat negosiasi mendatang dapat lebih diperbaiki.
"Pengembangan ekonomi harus berlanjut. Pada dasar kesetaraan dan pertukaran, China siap melakukan kerjasama perdagangan dan ekonomi bilateral lebih intensif dengan seluruh anggota WTO," kata Chen.
China juga berkeinginan meningkatkan kerjasama saling menguntungkan dengan negara-negara berkembang, termasuk dengan negara-negara berkembang paling terbelakang (LDCs) dan secara bersama mempromosikan kesejahteraan di dunia. (*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008