Bandung, (ANTARA) - Sekolah Bisnis Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) menerapkan Kurikulum Ekosistem Business Learning pertama di Indonesia.

Wakil Dekan SBM ITB bidang Sumber Daya Dr Aurik Gustomo,ST,MT di Bandung, Sabtu mengatakan konsep kurikulum dengan sistem bisnis ini merupakan perkembangan terbaru dari perusahaan atau lembaga pendidikan yang masih mengandalkan sumber daya internal.

"Ternyata saat ini tidak cukup sehingga kita membuat komponennya," kata Aurik seusai menghadiri acara “Leaders Forum and Alumni Sharing” dengan Topik “Applying Big Data to Empower Your Business” di Gedung Freeport Kampus SBM ITB, Jl Ganesha Kota Bandung, Sabtu.
Baca juga: 20 persen "startup" binaan SBM-ITB raih pendanaan dari investor

Aurik mengatakan prinsip dari kurikulum tersebut yakni, semua mata kuliah harus terintegrasi sehingga dari semester I hingga IX ada mata kuliah yang sifatnya mengintegrasikan semua mata kuliah pada setiap semester.

"Itu konsep pertama yang kemudian kita introduksi di kurikulum baru," ujarnya.

Selanjutnya, kata dia, pada mata kuliah yang sifatnya mengintegrasikan itu SBM ITB menerapkan ekosistem busines learning dengan cara mencari ide dari mahasiswa dan bahkan idenya bisa berasal diluar komunitas internal SBM ITB.
Baca juga: SBM ITB targetkan raih "triple crown" akreditasi internasional

"Kita bisa undang praktisi, startup, bahkan pemerintahan memberikan ide yang sesui dengan mata kuliah," katanya.

Setelah itu, kata Aurik, pihaknya menerapkan live laboratorium yang tidak sebatas di SBM ITB saja melainkan industri dan startup.

Dia menilai, konsep inilah yang akan menjadi ujung tombak pengembangan dari pendidikan ke depan sehingga bisa mengakselerasi pengetahuan mahasiswa agar mampu mengikuti perkembangan bisnis di masa yang akan datang.

"Jadi itu yang dinamakan konsep ekosistem business learning," kata Aurik.
Baca juga: Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB gelar ICMEM di Bali
Baca juga: Dukung startup Bandung, SBM ITB Teken MoU 7 Venture Capital

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019