Jakarta (ANTARA News) - Sutiyoso yang tengah bersiap mencalonkan diri dalam Pilpres 2009 mendatang menyatakan bahwa salah satu penyebab ketidakharmonisan hubungan antarumat beragama adalah karena terjadinya kebekuan komunikasi.
Oleh karena itu kegiatan memperluas dialog antaragama jauh lebih bermanfaat dan memiliki efek baik untuk jangka panjang, daripada sekedar mengeluarkan regulasi pemerintah mengenai kehidupan antaragama, kata mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso di sela-sela pertemuan dengan pengurus dan jemaat Gereja Bahtera di Manado belum lama ini.
”Jadi harus diupayakan terus menerus mencairkan hubungan antar penganut agama di Indonesia,” ujarnya sebagaimana dikutip dalam siaran pers yang diterima ANTARA, Selasa.
Menurut Bang Yos, panggilan akrab Sutiyoso, memperluas dialog perlu ditempuh, bukan hanya dengan pemeluk agama lain tetapi juga di sesama pemeluk agama yang berbeda madzhab dan aliran.
”Kasus Ahmadiyah, bukan yang terakhir. Di masa depan kerawanan sosial akibat gesekan hubungan antar keyakinan akan berpotensi meluas. Kalau tak ada cara yang simultan saya kuatir negara ini akan terpecah belah,” jelas Bang Yos.
Kerukunan antar umat beragama belakangan menjadi isu krusial yang harus dirumuskan secara bersama. Tantangan saat ini adalah di mana masyarakat gampang terprovokasi dengan sentimen isu agama. Dan kondisi itu sangat mengancam keutuhan bangsa dan negara.
Political will (kemauan) pemerintah untuk terus merawat kerukunan beragama, menurut Sutiyoso, adalah kunci keberhasilan.
Menurut Bang Yos, kerukunan umat beragama saat ini mendapat ancaman dari mengguatnya fundaamentalisme pemeluk agama. ”Padahal agama mana pun mengajarkan inklusifitas, toleransi dan menghargai pemeluk agama lain.”
Dalam situasi semacam ini pemerintah yang akan datang dituntut memiliki program terobosan untuk mengembalikan suasana kerukunan antarumat beragama.
”Pemerintah jangan pernah berhenti untuk memfasilitasi dialog antarumat beragama,” ujarnya.
Sutiyoso mencontohkan, saat ia memimpin DKI Jakarta, ia sangat serius membuat forum diskusi lintas agama dan etnik. ”Forum itu kita buat dengan melibatkan semua tokoh. Pemda DKI Jakarta bukan hanya membentuk lalu ditinggalkan, tapi juga memfasilitasi sekretariat, alat komunikasi dan lain-lain.”
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008