Jerusalem (ANTARA News) - Perdana Menteri (PM) Israel, Ehud Olmert, mengemukakan bahwa Israel dan Palestina tidak akan dapat menyetujui tahun ini mengenai perjanjian damai yang mencakup masalah Jerusalem.
"Saya tidak yakin bahwa kami dapat mencapai pengertian yang akan mencakup Jerusalem pada akhir tahun ini," Olmert mengatakan pada komisi urusan luar negeri dan pertahanan yang berpengaruh di parlemen, Senin, demikian laporan seorang pejabat senior setempat yang dikutip AFP.
Ia menyampaikan optimismenya bahwa kedua belah pihak dapat menjembatani perbedaan mereka mengenai masalah penting lainnya dalam konflik yang telah berusia beberapa dasawarsa itu.
Namun, ia tampaknya mengesampingkan perjanjian komprehensif akhir tahun ini, meskipun ada komitmen yang dibuat oleh kedua belah pihak pada konferensi yang dituanrumahi oleh Presiden AS George W. Bush di Annapolis, Maryland, November lalu yang menghidupkan kembali pembicaraan damai.
"Tidak ada kemungkinan praktis untuk mencapai pengertian secara menyeluruh mengenai masalah Jerusalem pada waktu ini," kata Olmert.
Ia menimpali, "Namun, ada maksud untuk menciptakan mekanisme yang akan terus berurusan dengan masalah itu selama periode waktu lebih lama hingga kami mencapai pengertian bahwa kami dapat hidup bersama."
Israel telah merebut sebagian besar Jerusalem timur Arab -- termasuk Kota Tua dengan tempat sucinya yang disucikan oleh orang Kristen, Muslim dan Yahudi -- dalam perang 1967 dan mencaploknya tak lama setelah itu.
Negara itu telah menyatakan kota tersebut seluruhnya sebagai ibukotanya yang kekal dan tak dapat dibagi, pernyataan yang tak pernah diakui oleh masyarakat internasional dan Palestina, yang menuntut Jerusalem timur sebagai ibukota negara Palestina pada masa depan.
Palestina mengecam pernyataan Olmert itu, bersikeras mereka tidak akan menyetujui perjanjian yang tidak mencakup Jerusalem.
"Jerusalem adalah garis merah berkenaan dengan pemerintah otonomi Palestina dan rakyat Palestina dan kami tidak dapat mundur satu inci pun dari itu," kata Nabil Abu Rudeina, juru bicara Presiden Mahmud Abbas melalui telpon dari Kairo.
"Jerusalem timur adalah ibukota negara Palestina dan pernyataan Olmert itu merupakan upaya untuk melarikan diri dari komitmennya pada konferensi Annapolis dan visi Presiden Bush," katanya menambahkan. (*)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008