Baghdad (ANTARA News) - Tiga wanita penyerang bom meledakkan diri mereka Senin di tengah kerumunan peziarah Syiah di Baghdad, dalam salah satu dari rangkaian serangan di Irak yang menewaskan sedikitnya 56 orang yang membuat kacau harapan akan penurunan tingkat kekerasan.Banyak orang juga cedera dalam serangan-serangan itu, yang terjadi setelah masa relatif tenang dalam kekerasan sektarian yang melanda Irak sejak Februari 2006, ketika gerilyawan meledakkan sebuah masjid Syiah di kota Samarra, Irak tengah.Tiga serangan di Baghdad menewaskan sedikitnya 25 peziarah ketika mereka menuju sebuah tempat suci untuk melakukan acara keagamaan besar sesuai dengan kalender muslim Syiah yang di masa silam telah ditandai dengan pertumpahan-pertumpahan darah, kata beberapa pejabat. Sebanyak 27 orang lagi tewas dan 126 cedera dalam serangan bom bunuh diri selama pawai protes di kota minyak Kirkuk, Irak utara, dan akibat penembakan di tengah kepanikan massa yang terjadi kemudian, kata pejabat-pejabat setempat. Diantara mereka yang tewas di Baghdad adalah wanita dan anak-anak, kata aparat keamanan dan pejabat rumah sakit kepada AFP, yang menambahkan bahwa sekitar 70 orang cedera. AFP melaporkan, kekerasan itu dikutuk oleh Gedung Putih. "AS mengutuk serangan-serangan keras terhadap warga Irak yang tidak berdosa," kata jurubicara Dewan Keamanan Nasional Gordon Johndroe. Penyerang-penyerang bom itu melakukan aksi mereka di distrik Karrada di Baghdad pusat ketika peziarah sedang berjalan menuju Kadhimiyah di wilayah utara kota itu, yang menjadi lokasi peringatan Syiah pada Selasa. "Sedikitnya 25 orang tewas dan lebih dari 70 orang cedera dalam tiga serangan bom bunuh diri yang mungkin dilakukan wanita," kata seorang pejabat kepolisian. Minggu, orang-orang bersenjata menembak mati tujuh peziarah di Madin, sebuah kota sebelah selatan Baghdad, meski keamanan telah diperketat untuk acara Syiah pada Selasa yang memperingati imam Mussa Kadhim yang diperkirakan akan dihadiri satu juta orang. Peziarah dari penjuru-penjuru negara itu berdatangan ke Baghdad untuk mendoakan imam yang dikeramatkan itu, yang meninggal 12 abad lalu yang. Banyaknya massa membuat pengamanan diperketat di tengah kekhawatiran akan serangan-serangan. Kekerasan sistematis -- serangan-serangan bom bunuh diri dan pembunuhan sektarian -- menurun tajam di ibukota Irak sejak mencapai puncaknya pada 2006, namun polisi khawatir akan gelombang serangan di kota yang berpenduduk enam juta orang itu.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008