Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono, Senin malam, melayat jenazah Dr Sjahrir, ekonom yang juga anggota Dewan Pertimbangan Presiden, yang meninggal dunia di RS Mount Elizabeth, Singapura, Senin pagi sekitar pukul 08.50 waktu setempat. Presiden tiba di rumah duka Jalan Sukabumi, Menteng, Jakarta Pusat sekitar pukul 22.30 WIB. Selain Yudhoyono hadir pula Mensesneg Hatta Radjasa, Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, Meneg Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar, mantan Menlu Ali Alatas, Gubernur BI Boediono dan sejumlah pejabat negara lainnya. Presiden dan Ibu Ani Yudhoyono disambut oleh istri Sjahrir, Kartini, dan pihak keluarga. Kepala Negara kemudian memanjatkan doa di depan jenazah Sjahrir dan menyampaikan salam terakhir kepada anggota Dewan Pertimbangan Presiden tersebut. Sjahrir yang lahir pada 24 Februari 1945 di Kudus, Jawa Tengah dikenal dengan pemikiran-pemikirannya di bidang ekonomi. Presiden Yudhoyono menyatakan Sjahrir adalah seorang ekonom yang terkemuka dengan pandangan yang moderat dan tegas. "Sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden beliau memberikan pandangan apa adanya dan blak-blakan tapi justru memberikan pandangan lain pada saya," kata Kepala Negara. Presiden juga mengharapkan karya-karya Sjahrir dalam bentuk tulisan bisa digunakan dan bermanfaat bagi masyarakat. Presiden dan Ibu Negara berada di rumah duka sekitar 30 menit hingga pukul 23.00 WIB. Sjahrir meninggalkan seorang istri dan dua orang anak. Selama hidupnya, Sjahrir menulis sejumlah buku seperti, "Political Economics, an Essential Need of a Prospective Analysis" (1986), "Basic Needs in Indonesia: Economic, Political and Public Policiess" (1986), "The Nation`s Balance" (1995), "Economic Crisis Towards Total Reforma" (1999 dan "Transition Towards a New Indonesia" (2004). Jenazah Sjahrir akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir Jakarta Selatan, Selasa (29/7) dan diberangkatkan dari rumah duka sekitar pukul 06.30 WIB dengan inspektur upacara Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono. Hingga pukul 22.30 WIB para kolega, teman dan sahabat Sjahrir terus berdatangan untuk memberikan penghormatan terakhir. (*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008