Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Sedikitnya 62 tim dari 30 perguruan tinggi negeri dan swasta (PTN-PTS) se-Indonesia beradu hebat rancangan prototype kapal cepat tak berawak dalam Kontes Kapal Cepat tak Berawak Nasional (KKCTBN) 2019 di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mulai 10-12 Oktober 2019.
Adu cepat dan adu hebat mahasiswa dari 30 PTN-PTS di Tanah Air itu diwadahi dalam Kontes Kapal Cepat Tak Berawak Nasional (KKCTBN) 2019 yang dibuka oleh Direktur Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti, Didin Wahidin di area danau kampus UMM, Jumat.
Direktur Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti, Didin Wahidin dalam sambutan pembukaan KKCTBN mengatakan sejak dulu, Indonesia dikenal sebagai negara maritim dengan 17.500 lebih pulau dan disatukan oleh laut yang demikian luas.
"Dengan kondisi geografis Indonesia yang lebih luas wilayah lautnya daripada darat, kapal menjadi sesuatu yang memiliki nilai strategis bagi negara kita," ucap Didin.
Baca juga: Bidik Misi bakal berganti nama menjadi KIP Kuliah
Oleh karena itu, lanjutnya, tentu KKCTBN 2019 ini juga memiliki posisi yang strategis dalam rangka menjaga kedaulatan bangsa, baik airnya maupun di permukaan airnya.
Melalui kontes ini, Didin mengajak para peserta untuk mengambil makna dari setiap proses perlombaan, yakni untuk saling belajar tentang ilmu seputar perkapalan.
"Dalam kesempatan ini kita juga mengembangkan kapal-kapal cepat yang lain, dalam bentuk, teknologi dan ragam teknologi yang kelak akan menyatukan kehebatan kita dalam wujud kapal-kapal yang bisa menjaga kedaulatan bangsa," katanya.
Selain itu, kata Didin, kontes ini juga sebagai bentuk pengembangan karakter, di antaranya adalah karakter untuk siap menang dan siap kalah. Selanjutnya, bagaimana agar rasa nasionalisme para peserta juga terbangun.
Menurut Didi, penyelenggaraan KKCTBN ini merupakan upaya bersama menjadikan Indonesia berada pada jajaran depan pada pengembangan teknologi yang seharusnya dilakukan dalam rangka menghadapi era Revolusi Industri 4.0.
Sementara itu, Rektor UMM Dr Fauzan mengemukakan ia yang diamanahi menggelar kontes bergengsi ini harus diambil makna bahwa even ini adalah satu titik awal dalam rangka mengembangkan teknologi, khususnya di bidang perkapalan.
"Khususnya kepada para peserta, jangan dianggap kegiatan ini sekadar mencari nomor satu, nomor dua atau nomor tiga. Jadikan kontes ini untuk mengembangkan minat dan bakat masing-masing mahasiswa," ucapnya.
Fauzan mengatakan KKCTBN merupakan satu momen strategis untuk mengembangkan minat dan bakat yang mahasiswa miliki. "Siapa tahu, saat ini saudara menjadi mahasiswa, tujuh atau sepuluh tahun nanti saudara menjadi pemimpin di bidang perkapalan. Apa yang didasari oleh minat dan bakat, Insya Allah, melajunya akan melebihi lajunya kapal yang akan berlomba," tuturnya.
Kontes yang diikuti 30 PTN-PTS itu melombakan 3 kategori yang diperlombakan, yakni Kapal Kendali Otomatis. Di kategori ini, kapal didesain dan dibangun dengan piranti lunak elektronik otomatis atau sensor warna.
Kategori kedua adalah Kapal Cepat Listrik dengan Sistem Kendali Jauh. Kapal ini menggunakan baterai sebagai sumber tenaga penggerak dengan bantuan remote control, serta Kapal Cepat Berbahan Bakar dengan Sistem Kendali Jauh.
"Penilaian kontes KKCTBN ini dilakukan terhadap setiap kategori dengan beberapa kriteria. Selain ditentukan berdasarkan waktu tercepat, pertimbangan dalam penilaian juga berupa manuver kapal dalam setiap rintangan pada lintasan," kata Ketua Pelaksana KKCTBN 2019 Dr Nur Subeki.
Selain Piala Bergilir, juga ada penghargaan bagi desain kapal terbaik. Setiap kategori kontes prototipe kapal memiliki misi dan tantangan yang berbeda-beda. Secara umum kemampuan menyelesaikan misi dan tantangan tersebut dapat diukur melalui kecepatan dan kemampuan bermanuver.
"Misi dan tantangan tersebut diterjemahkan ke dalam lintasan yang harus dilalui oleh setiap kapal dalam setiap kategorinya," kata Subeki yang juga Wakil Dekan III Fakultas Teknik UMM ini.
Daya kreasi mahasiswa dalam KKCTBN 2019 ini tidak hanya mencakup desain badan kapal yang baik dari segi performance dan manuver, tetapi juga mencakup perencanaan sistem penggerak, navigasi yang handal, dengan memperhatikan keselarasan faktor teknis lainnya (engine matching), sehingga segala kreativitas peserta dalam kontes ini akan melibatkan beberapa disiplin ilmu teknik yang saling berkaitan.
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019