Jakarta (ANTARA) - Anggota DPR RI dapil Sulawesi Selatan (Sulsel) II Andi Akmal Pasluddin meminta pemerintah agar melakukan manajemen stok pangan yang baik akibat gagal panen yang saat ini menimpa sejumlah daerah.
Antisipasi tersebut perlu dilakukan dalam waktu satu bulan ke depan, khususnya di wilayah Sulsel seperti di Bone, Bulukumba, Wajo, Pangkep, dan Maros.
"Musim kekeringan yang berkepanjangan ini membuat lahan padi gagal panen atau puso melonjak tajam tahun ini. Pemerintah perlu menyiapkan langkah-langkah taktis untuk mengendalikan harga beras pada bulan depan yang diduga akan bergejolak,” ujar Akmal dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat.
Dia menjelaskan bahwa data dari beberapa sumber mengatakan, telah terjadi kekeringan lahan pertanian yang meningkat hingga dua kali lipat dibandingkan tahun lalu. Lahan pertanian yang terpapar puso mencapai hingga 70 ribu hektare (ha).
Angka ini meningkat tajam dibandingkan tahun 2018 yang mencapai 30 ribu hektar. Selain kegagalan panen yang mengurangi jumlah stok pangan nasional, juga memicu para petani menanam komoditas non beras, sehingga pasokan beras di gudangnya kosong.
Baca juga: Legislator minta pemerintah antisipasi gagal panen akibat kekeringan
Baca juga: Kementan sebut sawah puso tidak kurangi stok beras nasional
Akmal menambahkan, data Kementerian Pertanian pun menunjukkan bahwa, lahan padi yang puso akibat kekeringan mencapai 31 ribu ha hingga Juli 2019.
Begitu luasnya lahan yang puso tersebut, menunjukkan bahwa area gagalnya paling luas dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dimana tahun lalu sekitar 26-28 ribu ha.
"Meski saat ini sudah mulai terlihat akan segera masuk musim penghujan, namun akibat kekeringan ini saya berharap kepada pemerintah tidak melakukan impor beras secara besar-besaran," katanya.
Selain itu, DPR RI akan melihat kinerja pemerintah satu bulan ke depan apakah mampu mengatasi manajemen stok pangan, atau malah bertindak sebaliknya.
Baca juga: Pakar : Produksi beras tahun 2019 diperkirakan turun akibat kekeringan
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2019