Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah RI dan Australia kembali berdialog untuk memantapkan kerja sama pertahanan, terutama dalam bidang keamanan maritim dan kontra terorisme, termasuk menggelar patroli bersama di wilayah perbatasan. Kerja sama dan koordinasi solid sangat dibutuhkan oleh kedua negara karena hingga kini keduanya masih dihadapkan pada berbagai persoalan di wilayah perbatasan laut, kata Ketua Delegasi Indonesia Dialog Strategis Pertahanan Indonesia-Australia (IADSD) keenam, Mayjen TNI Sjarifuddin Tippe di Jakarta, Senin. "Kami membahas apa saja yang telah kami kerja samakan selama ini, sambil tetap membahas isu-isu stabilitas keamanan regional dan global dan pengaruhnya bagi kedua negara," kata dia. Kedua negara, kata Sjarifuddin, sepakat untuk meningkatkan rasa saling percaya, menghargai, dan menghormati dalam kerja sama ini. "Jadi, semua bentuk kerja sama harus benar-benar dilandasi rasa saling percaya dan, saling menghargai dan menghormati satu sama lain," katanya. Selain tukar menukar perwira, latihan dan patroli bersama di perbatasan laut, kedua negara juga sepakat meningkatkan kerja sama dalam tukar menukar informasi dan kegiatan intelijen. Indonesia dan Australia mengawali kerja sama pertahanannya sejak 1968 dengan program pemetaan di Indonesia. Selanjutnya, pada dekade 1980-an, kerja sama tersebut diwadahi dalam suatu lembaga yang disebut Indonesia-Australia Defence Cooperation Program (DCP). DCP ini memiliki kegiatan rutin setiap tahun berupa pertemuan yang dilaksanakan secara bergiliran di Australia dan Indonesia. Beberapa kerja sama yang telah dilakukan selama ini adalah Latihan Kartika-Kangaro (TNI-AD), Latihan Albatros (TNI AU) dan Latihan Kakadu, latihan Cassoary, Passex dan Latihan Cakrawala baru, serta pengadaan kapal patroli dan pesawat Nomad (TNI AL). Kendati kerja sama militer kedua negara sempat terganggu akibat krisis Timor Timur tahun 1999 dengan dihentikannya seluruh kegiatan DCP kecuali program pendidikan, kedua pihak berupaya kembali memperbaiki kerja sama bilateralnya yang ditandai dengan penyelenggaraan pertemuan informal pejabat Dephan RI dan Dephan Australia tahun 2001. Selanjutnya kerja sama pertahanan kedua negara kembali membaik, seperti dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan bersama yang diselenggarakan Dephan, angkatan bersenjata dan satuan angkatan bersenjata kedua negara. Selain dialog strategis pertahanan, beberapa kegiatan bersama lainnya adalah penelitian dan analisis bidang intelijen, seminar keamanan maritim, manajemen konsekuensi dan kontra terorisme, dan seminar tentang pasukan penjaga perdamaian. Dalam pertemuan tahunan itu delegasi Australia dipimpin oleh Sekretaris Divisi Polisi Internasional, Peter Jennings. (*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008