Indonesia menilai prospek kerja sama dalam kerangka Pandangan ASEAN mengenai Indo-Pasifik (ASEAN Outlook on Indo-Pacific) bersifat konkret dengan sejumlah inisiatif kerja sama ekonomi yang dapat dilaksanakan.
Menurut Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) Kementerian Luar Negeri RI Siswo Pramono, kerja sama ekonomi yang konkret telah mendasari kesepakatan ASEAN di antara negara anggota ASEAN serta mitra-mitranya - seperti AS, China, Jepang, Australia, dan India - untuk menerima pandangan tersebut.
“Jadi karena kerja sama ekonomi konkret maka (pandangan mengenai Indo-Pasifik) diterima dengan cepat oleh ASEAN, begitu pula oleh Amerika dan China, karena dianggap tidak membahayakan mereka,” kata Siswo usai Sosialisasi Polugri RI dengan tema “Peran Indonesia dalam Mendorong Kerja Sama Indo-Pasifik” di Jakarta, Jumat.
Sejak para pemimpin ASEAN mendeklarasikan untuk mengadopsi pandangan Indo-Pasifik tersebut dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Bangkok, Thailand, Juni 2019, Siswo mengklaim sejumlah negara telah mendekati Indonesia dalam konteks kerja sama terkait Indo-Pasifik.
“Amerika, Australia, dan Jepang kemarin datang untuk menanyakan investasi apa yang mungkin (dikembangkan) di ASEAN melalui konsep ini. Mereka sudah bertemu diantaranya dengan Bappenas. Ini artinya sudah nyata, mereka sudah menawarkan (kerja sama),” tutur Siswo.
Baca juga: Indonesia fokus Indo-Pacifik dalam KTT ASEAN
Menurut Siswo, China juga telah mengonsolidasikan bidang-bidang kerja sama yang mungkin dijalankan melalui Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik dan Belt and Road Initiative (BRI).
Selain itu, secara bilateral Indonesia dan India juga telah menjalankan kerja sama maritim antara Provinsi Aceh dan Kepulauan Andaman-Nicobar, yang berfokus pada penguatan kerja sama investasi, perdagangan, pengembangan konektivitas, pengembangan sumber daya kelautan yang berkesinambungan, pertukaran budaya, pendidikan, serta pengembangan pelabuhan.
Selain sejalan dengan bidang-bidang kerja sama prioritas dalam Pandangan ASEAN mengenai Indo-Pasifik, kerja sama tersebut juga sesuai dengan visi konsep "Security and Growth for All in the Region" (SAGAR) India untuk mewujudkan pertumbuhan dan keamanan di seluruh kawasan.
Diinisiasi oleh Indonesia, Pandangan ASEAN didasarkan pada prinsip keterbukaan, transparan, dan inklusif dengan mempromosikan dialog dan kerja sama, serta menjunjung hukum internasional untuk menyelesaikan isu regional.
Pandangan yang mengutamakan sentralitas ASEAN ini diharapkan menjadi rujukan kerja sama di kawasan Indo-Pasifik, serta menjadi petunjuk bagi negara-negara anggotanya untuk tidak memihak pada kekuatan adidaya manapun dalam perebutan pengaruh di Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
“Intinya ketika ASEAN mau bekerjasama dalam konteks Indo-Pasifik, tolok ukurnya harus menggunakan pandangan ini. Sifatnya harus inklusif dan tidak boleh mencederai kepentingan (negara) lain. Ini sebagai pedoman,” kata Siswo.
Pemerintah Indonesia juga meyakini bahwa kerja sama itu dapat dikembangkan ke bidang-bidang lain di luar ekonomi, di bawah mekanisme yang dipimpin ASEAN (ASEAN-led mechanism).
“Selanjutnya saya kira kita bisa terus memperluas ke aspek-aspek lain, bisa ke maritim, keamanan. Tetapi setidaknya sekarang kita punya satu pegangan dulu, yakni kerja sama ekonomi,” tutur Siswo.
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2019