Lebak (ANTARA) - Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Lebak meminta pelaku penusukan Menko Polhukam Wiranto dihukum seberat-beratnya karena menjadikan ancaman keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Kita mengutuk keras aksi penusukan Wiranto. Apapaun alasan tidak dibenarkan melakukan kekerasan juga bertentangan dengan agama Islam dan hukum negara," kata Ketua Fatayat NU Kabupaten Lebak Siti Nurasiah di Lebak, Jumat.
Baca juga: Wantimpres Subagyo HS: Wiranto belum dipindahkan ke kamar inap
Baca juga: Muhammadiyah Lebak : Pengamanan pejabat negara perlu dievaluasi
Fatayat Kabupaten Lebak merasa prihatin atas kejadian yang menimpa pejabat negara dan ke depan jangan sampai terulang kembali.
Pelaku penusukan suami isteri terhadap Wiranto terpapar paham radikalisme, bahkan kepolisian menyebutkan pelaku Syahril Alamsyah alias Abu Rara bagian dari kelompok jaringan JAD Bekasi.
Peristiwa kejadian itu, Wiranto akan kembali ke Jakarta setelah meresmikan Gedung Kuliah Bersama Universitas Mathla'ul Anwar.
Namun, Wiranto saat turun dari kendaraan untuk naik heli di Alun-alun Menes,tetapi secara tiba-tiba ditusuk pelaku terorisme, termasuk ajudan dan Kapolsek Menes.
"Saya kira penusukan pejabat negara itu akan berdampak terhadap pandangan masyarakat umum," katanya menjelaskan.
Menurut dia, selama ini, paham radikalisme masih ada dan menjadikan ancaman bangsa dan negara.
Mereka para pelaku terorisme itu tidak merasa takut, sekalipun pejabat negara.
Baca juga: PB Mathla'ul Anwar kutuk penusukan terhadap Wiranto
Kejadian penusukan Wiranto merupakan kecolongan dan menjadikan pelajaran bagi petugas pengamanan.
Sebab, pengamanan Wiranto pada ring I dan ringa II steril aman.
"Kita berharap pejabat negara harus mendapat perlindungan secara ketat agar tidak menjadi korban kekerasan hingga pembunuhan," katanya menjelaskan.
Untuk pencegahan paham radikalisme, kata dia, Fatayat yang anggotanya perempuan NU berkiprah untuk pembangunan sumber daya manusia (SDM), patriotisme dan lainnya.
Selain itu juga melaksanakan penyelenggaraan seminar kebangsaan untuk menumbuhkan cinta tanah air.
"Kami hari ini juga menyelenggarakan "Workshop" literasi damai, perempuan menulis," katanya.
Fatayat mengajak masyarakat tidak menyebarkan berita bohong atau hoaks, ujar kebencian dan fitnah yang bisa menimbulkan tindakan kekerasan hingga perpecahan bangsa.
"Kita sebagai bangsa yang religi maka menyampaikan kedamaian juga meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa," ujar Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Wasilatul Falah Rangkasbitung.
Baca juga: Fitria Diana dikenal pendiam setelah bercadar
Baca juga: Pengamat sebut SOP pengamanan pejabat negara harus dievaluasi
Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019