Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengharapkan, program kredit mikro bisa terus dikembangkan untuk mengurangi warga miskin yang diperkirakan akan meningkat akibat dampak tingginya harga minyak dan pangan. Presiden Yudhoyono saat membuka pertemuan regional Asia Pasifik tentang Kredit Mikro di Nusa Dua Bali, Senin, mengatakan tingginya harga minyak membuat masalah kemiskinan semakin besar, sehingga banyak negara yang merevisi perkiraan ekonominya dan menurunkan ekspekstasinya. "Ini berpotensi bagi terganggunya stabilitas politik dan sosial. Untuk itu masyarakat global harus bersama menangani kemiskinan untuk menjaga masa depan bersama," katanya. Kredit mikro, kata Presiden, sudah terbukti mampu membantu masyarakat miskin yang tidak mempunyai pendidikan dan modal yang ingin melakukan usaha. "Dalam perbankan, ketidakahlian dan kekurangan modal adalah sesuatu yang `high risk`, terutama di sektor pertanian. Tetapi keuangan mikro tidak melihat risiko itu, yang dilihat adalah kesempatan untuk masyarakat dan untuk mereka sendiri," katanya. Nasabah kredit mikro, kata Presiden, sudah dikenal sebagai pengusaha yang baik, seperti data Bank Indonesia yang menyebutkan bahwa kredit bermasalah (NPL) kredit ini hanya satu persen. Ekonomi yang fokus pada usaha kecil juga merupakan investasi jangka panjang yang mengarah pada pertumbuhan dari bawah dan juga penting untuk mengurangi pengangguran. Menurut Presiden, meski di Indonesia sudah ada 50.000 lembaga keuangan mikro, masih ada 40 juta warga Indonesia yang belum mendapatkan akses pelayanan kredit, yang tersebar di banyak provinsi, karena tidak memiliki jaminan. Mereka, kata Presiden, kebanyakan tinggal di daerah terpencil dengan keterbatasan geografis dan infrastruktur serta kurangnya informasi tentang kredit mikro. Kepala Negara mengatakan bahwa pemerintah serius menangani hal ini, dengan berusaha membangun daerah-daerah terpencil dan membuka akses kredit bagi daerah-daerah tersebut. Banyak bank yang telah melakukannya, dan pemerintah juga telah meluncurkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang diharapkan bisa mencapai Rp14- 15 triliun pada tahun ini. Dalam pembukaan itu, presiden didampingi Gubernur Bank Indonesia Boediono, Direktur Kampanye Pertemuan Kredit Mikro Sam Daley Haris dan pendiri Grameen Bank Bangladesh, Muhammad Yunus. Dalam kesempatan itu, Ibu Ani Yudhoyono menerima pin penghargaan Tanda Inagurasi selaku Tokoh Penggerak Keuangan Mikro Indonesia yang diberikan Muhammad Yunus sebagai tokoh kredit mikro internasional. Usai membuka acara, Presiden berkesempatan menerima kunjungan Muhammad Yunus di Hotel Intercontinental Bali Resort. (*)
Copyright © ANTARA 2008