Jakarta (ANTARA News)- Kurs rupiah di pasar spot antarbank Jakarta, Senin pagi, naik tajam mendekati angka Rp9.100 per dolar AS, karena pelaku memburu mata uang lokal dalam jumlah besar. Nilai tukar rupiah naik dari Rp9.136/9.137 per dolar AS menjadi Rp9.105/9.110 atau menguat 21 poin. Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga, di Jakarta, mengatakan, rupiah sudah diperkirakan sebelumnya akan dapat menyentuh level tersebut bahkan bisa menembus angka tersebut karena sentimen pasar masih cukup besar. "Kami memperkirakan rupiah akan bisa meliwati angka Rp9.100 per dolar AS, karena dukungan pasar sangat besar," ucapnya. Kenaikan rupiah yang cukup tinggi itu setelah otoritas moneter menyatakan pertumbuhan ekonomi di dalam negeri tetap tinggi di atas enam persen, apalagi pemerintah memanfaatkan tingginya pertumbuhan ekonomi China dan India. Pemerintah harus dapat memanfaatkan peluang tersebut agar pertumbuhan ekonomi bisa lebih cepat, karena fokus ekonomi saat ini sudah beralih ke kawasan Asia ketimbang Eropa dan Amerika Serikat, katanya. Di Amerika Serikat, menurut dia, saat ini tingkat pengangguran pada Juli 2008 meningkat menjadi 5,6 persen, akibat menurunnya sektor perumahan dan akses kredit. Karena itu, pelaku pasar lebih cenderung membeli rupiah ketimbang dolar AS, kalau melihat pertumbuhan ekonomi negaranya (AS) cenderung melemah, ucapnya. Ia mengatakan, rupiah kemungkinan akan bisa mendekati angka Rp9.000 per dolar AS, karena fokus pasar masih ke mata uang lokal itu, apalagi masuknya dana asing dari luar juga memberikan sentimen positif pasar. Dana asing yang masuk ke Indonesia terutama berasal dari kawasan Timur Tengah dan Asia yang berminat untuk meningkatkan investasinya di dalam negeri, katanya. Indonesia dinilai merupakan pasar potensial yang memberikan gain lebih besar seperti selisih tingkat suku bunga rupiah terhadap dolar AS yang tinggi akan menarik investor itu lebih aktif bermain di instrumen Bank Indonesia (BI). Investor asing bahkan aktif membeli Surat Utang Negara (SUN) yang diterbitkan di luar negeri yang menunjukkan mereka percaya dengan kondisi ekonomi Indonesia yang tumbuh dengan baik, katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2008