Kathmandu, (ANTARA News) - Presiden pertama Nepal Ram Baran Yadav hari Minggu meminta rakyat bersatu untuk menjamin proses perdamaian di negara itu.
Yadav (61), dalam pidato pertamanya ke seluruh negeri yang disiarkan langsung oleh televisi dan radio nasional, juga menyerukan pembentukan pemerintah baru yang memiliki dukungan semua sektor.
"Apakah kita tinggal di pegunungan, perbukitan atau tanah datar, dan apa pun agama kita, yang terpenting adalah kita orang Nepal," kata Presiden Yadav sebagaimana dikutip kantor berita Dpa.
"Kita harus bersatu seperti yang kita lakukan di di masa silam, untuk menghadapi tantangan-tantangan yang terbentang di depan, termasuk perancangan sebuah konstitusi baru," tambahnya.
Yadav mengatakan, ketegangan etnik dan keagamaan yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir tidak boleh lagi menghalangi jalan untuk tujuan akhir perdamaian dan pembangunan.
"Persatuan nasional harus menjadi landasan untuk menjaga keharmonisan etnik dan keagamaan yang akan membuka jalan bagi restrukturisasi negara dan kemakmuran masyarakat," kata Yadav.
"Perdamaian, keadilan sosial dan aturan hukum akan sangat diperlukan untuk mengantarkan perubahan-perubahan bagi Nepal," katanya.
Yadav terpilih sebagai presiden pada 21 Juli setelah mengalahkan seorang calon Maois dalam pemungutan suara lanjutan di parlemen negara itu.
Pemilihannya itu membuka jalan bagi pembentukan pemerintah baru. Namun, pembentukan itu tertunda karena perbedaan-perbedaan yang terus timbul antara tiga partai terbesar Nepal.
Beberapa analis politik mengatakan, presiden baru itu diperkirakan mendesak semua partai membentuk pemerintah dalam beberapa hari mendatang.
Maois telah mengatakan menolak membentuk pemerintah pertama pasca kerajaan setelah kekalahan calon presiden mereka, yang menyulut krisis politik baru.
Keputusan bekas pemberontak itu, yang dianggap sebagai pukulan bagi proses perdamaian di Nepal, dicapai satu hari setelah partai-partai yang bersaing di majelis konstitusi sepakat melawan Maois untuk memilih Yadav dari Partai Kongres Nepal, saingan utama Maois, sebagai presiden.
Pemilihan majelis pada April memberi Maois jumlah kursi terbesar, tapi mereka tidak mencapai kemenangan langsung. Maois menyatakan waktu itu, calon presiden mereka akan terpilih dan karena itu mereka akan membentuk pemerintah baru.
Yadav menggantikan Raja Gyanendra sebagai kepala negara setelah parlemen menghapuskan sistem monarki dan mendeklarasikan Nepal sebagai sebuah negara republik pada Mei.
Ia akan melaksanakan sejumlah peran seremonial yang dilakukan mantan raja dan menjadi panglima tertinggi angkatan bersenjata nasional.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008