Ayn El-Helweh, Palestina (ANTARA) - Muheeb Fathi Abu Mohsen, warga Ein El-Helweh di Lembah Jordan Utara, membawa sapi-sapinya dua kali sehari ke mata air Ein El-Helweh agar ternaknya bisa minum dari mata air tersebut.
Ia menggembalakan ternaknya sekali sebelum ia pergi ke padang rumput, dan sekali lagi setelah pulang. Ia tidak tahu apakah sapi-sapinya akan bisa minum lagi dari mata air itu setelah pemukim Yahudi menguasainya dan mulai menebangi pohon.
Baca juga: PM Palestina: Lembah Jordan, bagian dan bingkisan rakyat Palestina
Menurut pegiat hak asasi manusia Aref Daraghmeh, pemukim Yahudi mungkin mengambil air dari mata air tersebut ke permukiman pos depan yang telah mereka bangun di tanah warga Palestina dalam setahun belakangan ini, kata Kantor Berita Palestina, WAFA --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat. Mata air tersebut juga berada di dekat permukiman Maskiyot dan blok permukiman baru di Abu Al-Qandoul, yang dibangun di lahan yang diambil secara paksa dari pemiliknya warga Palestina.
Ada banyak mata air baru dan asin di bagian utara Lembah Jordan. Sebagian mata air telah kering akibat kebijakan perusahaan pendudukan Israel yang menggali sumur air tanah. Tapi mata air Ain El-Helweh adalah mata air segar yang digunakan oleh warga buat keperluan rumah tangga dan irigasi.
Baca juga: Presiden Palestina tolak PM Israel ingin awasi Lembah Jordan
Namun, setelah orang mulai mengandalkan air yang dibeli dari Desa Ain Al-Baida dan Bardala, yang berdampingan dengan mereka, mata air itu sekarang digunakan buat ternak.
"Jika kami ingin membeli air buat ternak kami, kami akan memerlukan 45 meter kubik per hari," kata Abu Mohsen. "Mata air itu menghemat banyak uang kami."
Warga di bagian utara Lembah Jordan menghadapi masalah air pertama akibat kebijakan pendudukan dan kedua akibat pemukim Yahudi yang telah tinggal di daerah pos depan selama bertahun-tahun.
Baca juga: Negara OKI akan bertemu bahas rencana Israel duduki paksa Tepi Barat
Sumber: WAFA
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019