Banda Aceh (ANTARA News) - Hektaran tanaman perkebunan dan pertanian rakyat di kawasan Desa Pantee Rambong, Pantee Purba/Ligan, Kecamatan Sampoiniet, Kabupaten Aceh Jaya rusak diobrak-abrik kawanan gajah yang turun ke daerah itu, sejak beberapa hari lalu. Iskandar Musa, salah seorang tokoh masyarakat Aceh Jaya kepada ANTARA di Banda Aceh, Minggu, menyebutkan kawanan gajah Sumatera (Elephas maximus Sumatranus) yang berjumlah enam ekor itu terus mengobrak-abrik tanaman pisang dan kelapa sawit petani setempat. Upaya pengusiran secara tradisional telah dilakukan masyarakat dengan melempar bola api atau membuat api unggun di sekitar areak perkebunan mereka. Namun kawanan satwa liar dilindungi tersebut semakin berani turun hingga mendekati pemukiman penduduk, terutama pada malam hari. "Bukan hanya turun dekat pemukiman penduduk, dua hari lalu seorang petani nilam nyaris korban dikejar salah seekor dari enam kawanan gajah tersebut," kata Iskandar Musa. Selama beberapa bulan terakhir, desa-desa yang berada di pinggiran hutan dalam kawasan Kemukiman Pantee Purba/Ligan sudah sangat sering diganggu gajah dan harimau, namun aparat Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) kurang menanggapi keluhan petani. "Laporan gangguan gajah dan harimau sudah berulang kali disampaikan, namun belum ada penangulangan serius dari aparat Pemerintah Aceh," kata Pawang Uteun (pemangku adat hutan) di Pantee Purba/Ligan,Muhammad Adan . Beberapa waktu lalu, kawanan gajah yang berjumlah sekitar 20 ekor juga turun ke kawasan pemukiman penduduk di antara Desa Pantee Kuyun dan Patek, Kecamatan Sampoiniet. Namun satwa liar dilindungi itu kembali kehabitatnya bukan karena dihalau petugas tetapi karena sudah kehabisan makanan di daerah itu. "Biasanya setelah sumber makanan dari tanaman pertanian dan perkebunan rakyat habis, kawanan gajah tersebut menghilang kembali ke habitatnya, namun setelah tiga atau empat bulan kembali sering muncul lagi," demikian Muhammad Adan.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008