Surabaya, (ANTARA News) - Ledakan cukup keras mewarnai peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-10 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang digelar DPW PKB Jatim di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Minggu. Lima korban dilarikan ke Rumah Sakit Haji (RSH) Surabaya yang tak jauh dari Asrama Haji Sukolilo, Surabaya. Lima korban adalah Syafii (sopir pribadi Muhaimin Iskandar), Siraj (anak Ketua Tanfidz DPW PKB Jatim H Imam Nahrawi SAg), Syamsul (staf DPW PKB Jatim), Muslimah (warga Gresik), dan Sita (warga Mojokerto). Mereka umumnya mengalami luka bakar. Awalnya, puluhan balon yang digunakan untuk menandai Harlah ke-10 itu diserahkan kepada beberapa pengurus, termasuk Ketua Umum Dewan Tanfidz DPP PKB H Muhaimin Iskandar MSi, untuk dilepas setelah Ketua Dewan Syuro DPP PKB KH Azis Manshur memimpin doa. Sejumlah saksi mata menyebutkan ada orang menyulut korek api untuk merokok, kemudian balon gas itu tersulut dan akhirnya meledak dengan suara cukup keras. "Jangan terkejut dengan ledakan itu, semoga ledakan itu menandai suara PKB di masa mendatang akan meledak," kata ketua Dewan Syuro DPP PKB KH Azis Manshur. Ulama yang hadir dalam Harlah ke-10 PKB antara lain KH Muayyad (Tuban), KH Salam Mujib (Sidoarjo), KH Syaiful Bahri (Sumenep), KH Mas Nidzom (Surabaya), KH Ali Maschan Moesa (mantan Ketua PWNU Jatim), dan sebagainya. "Saya datang karena diundang. Saya sendiri memenuhi undangan PKB, karena merekalah yang secara resmi mendukung saya dalam Pilgub Jatim (23/7)," kata cawagub Golkar Jatim itu kepada ANTARA di sela-sela acara. Dalam sambutannya, Ketua Umum Dewan Tanfidz DPP PKB H Muhaimin Iskandar MSi menyatakan konflik yang dialami PKB akhir-akhir ini mengandung hikmah bagi PKB, karena masyarakat akhirnya banyak yang mengenal PKB yang setiap hari diberitakan media massa. "Karena itu, saya mentargetkan PKB akan mendapaykan kursi di DPR RI sebanyak 20 persen atau meningkat 100 persen dari sebelumnya, kemudian untuk Jatim juga minimal ada kursi sebanyak 45 persen," katanya. Ia menambahkan target itu dapat dicapai dengan adanya sembilan persen pendukung setiap PKB, kemudian ditambah lima persen dari kelompok yang kecewa kepada partai lain, lima persen dari pemilih pemula, dan satu persen dari massa mengambang.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008