Istanbul/Ankara (ANTARA) - Pasukan Turki menggempur kalangan milisi Kurdi di Suriah timur laut pada hari kedua, Kamis (10/10), hingga ribuan orang terpaksa mengungsi dan ratusan orang dilaporkan tewas.

Serangan yang dilancarkan terhadap Pasukan Demokratik Suriah (SDF) pimpinan milisi YPG Kurdi tersebut membuka salah satu garis depan baru terbesar dalam perang sipil Suriah, yang telah berlangsung selama delapan tahun dan menarik masuk negara-negara asing. Kementerian Pertahanan Turki mengatakan sejauh ini 228 milisi tewas dalam serangan.

Kubu Kurdi mengatakan mereka sedang menahan serangan itu.

Sedikitnya 23 petempur SDF dan enam petempur sebuah kelompok pemberontak Suriah dukungan Turki juga terbunuh, kata lembaga pemantau perang Syrian Observatory for Human Rights.

SDF mengatakan serangan-serangan udara dan gempuran Turki juga menewaskan sembilan warga sipil.

Dalam aksi yang tampaknya merupakan langkah pembalasan oleh pasukan pimpinan Kurdi, enam orang --termasuk satu bayi berusia sembilan bulan-- tewas terkena tembakan mortir dan roket di kota-kota perbatasan Turki, kata beberapa pejabat di Turki tenggara.

Komite Penyelamat Internasional mengatakan 64.000 warga Suriah sudah mengungsi sejak serangan mulai berlangsung. Sebagian besar kawasan kota Ras al-Ain dan Darbasiya, sekitar 30 kilometer di sebelah timur, juga sudah sepi ditinggalkan penduduk.

Para perempuan berlarian keluar dari rumah setelah sebuah roket yang ditembakkan dari Suriah jatuh di daerah permukiman mereka di kota perbatasan Turki, Akcakale, di Provinsi Sanliurfa, Turki, Kamis (10/10/2019). (ANTARA/Ismail Coskun (IHA) via REUTERS/TM). (REUTERS/STRINGER)

Baca juga: Iran: Turki harus segera hentikan serangan militer di Suriah

Serangan Turki dimulai beberapa hari sesudah Presiden Donald Trump menarik pasukan Amerika Serikat dari wilayah itu serta setelah ia berbicara melalui telepon dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

"Kita punya tiga pilihan: kirimkan ribuan personel pasukan dan menang secara militer, menggempur Turki secara finansial dan melalui sanksi, atau menengahi kesepakatan antara Turki dan Kurdi! kata Trump di Twitter, Kamis.

"Saya berharap kita bisa melakukan mediasi," kata Trump ketika ditanyai oleh para wartawan di Gedung Putih soal pilihan-pilihan tersebut .

SDF telah menjadi sekutu utama pasukan AS di lapangan sejak 2014 dalam pertempuran untuk memerangi ISIS. Mereka telah menahan ribuan petempur ISIS di sejumlah penjara, juga ribuan anggota keluarga kelompok tersebut.

Pasukan SDF masih mengendalikan semua penjara, yang berisi para anggota ISIS yang tertangkap, kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS dalam acara jumpa pers pada Kamis.

Amerika Serikat sudah menerima komitmen tingkat tinggi dari Turki soal penanganan anggota-anggota ISIS yang ditangkap, tapi belum ada pembahasan rinci soal itu, kata pejabat tersebut.

Sumber: Reuters

Baca juga: Liga Arab gelar sidang darurat soal serangan Turki ke Suriah
Baca juga: Erdogan berikrar akan balas serangan terhadap Turki
Baca juga: Turki nyatakan takkan kosongkan post di Suriah setelah serangan

Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2019