Donggala (ANTARA) - Kepala Cabang Aksi Cepat Tanggap (ACT) Provinsi Sulawesi Tengah, Nurmarjani Loulembah mengimbau pengungsi agar menjaga dan merawat hunian antara atau "Integrated Community Shelter (ICS)" yang dibangun lembaga kemanusiaan terbesar di Indonesia itu.
"Ini sudah hampir setahun bapak-bapak dan ibu-ibu tinggal di ICS. Masih ada setahun lagi sampai hunian tetap yang dibangun pemerintah rampung sehingga saya minta agar ICS dijaga dan dirawat," katanya dalam acara penyerahan bantuan dan hiburan oleh klub sepakbola divisi utama Jepang, Shonan Bellmare korban bencana dan pengungsi di kawasan ICS ACT di Desa Sumari, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala, Kamis(10/10).
Tujuannya, lanjutnya, semata-mata agar para pengungsi yang hingga kini sudah belasam ribu yang menikmati ICS ACT yang tersebar di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala itu dapat tetap tinggal dengan nyaman.
Baca juga: Klub sepakbola divisi utama Jepang hibur pengungsi bencana Donggala
Ia mengapresiasi kepedulian penyintas di desa itu yang masih merawat dan menjaga ICS dan fasilitas umum serta sosial yang disediakan di sana sehingga sampai hari ini masih tampak seperti baru.
"Bahkan di sini saya dengar ada satu bilik huntara ditinggali sampai dua KK (Kepala Keluarga). Kami membangun 96 bilik di ICS sini. Tiap bilik dapat menampung satu KK,"ujarnya.
Dalam kesempatan itu ia mengaku ACT menemui banyak rintangan dalam melayani pengungsi korban bencana untuk menyediakan ICS.
Baca juga: Korea gandeng ACT bangun hunian bagi korban bencana Sigi
Namun dengan semangat untuk tetap dan terus melayani dan membantu para penyintas agar mendapat hunian yang nyaman dan aman, pihaknya dapat mewujudkan keinginan para penyintas tersebut.
"Di sini sangat susah mencari lahan untuk membangun ICS. Pas dapat, pemilik lahan menolak lahannya dibangunkan ICS untuk pengungsi, walaupun hanya sementara waktu saja,"ceritanya.
Baca juga: JMK-Oxfamproduksi 29,6 juta liter air untuk pengungsi bencana Sulteng
Pewarta: Muhammad Arshandi
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019