JIS dalam misi kemanusiaan ini bertujuan untuk membuat para murid kembali bersemangat dalam belajar melalui workshop bagi para guru.
"Kami membawa tim khusus yang mengajarkan para guru TK dan PAUD di Lombok Timur agar dapat memotivasi anak belajar melalui bermain atau learn through play,” ujar Kepala Sekolah JIS, Tarek Razik di Jakarta, Kamis.
Menurut Razik periode TK dan PAUD merupakan masa kritis bagi anak-anak untuk mengembangkan ketrampilan kognitif, kompetensi sosial, emosi serta kesehatan mental.
Baca juga: Cara Wali Kota Risma bangun sekolah tahan gempa di Lombok Timur
"Ini adalah pondasi bagi mereka untuk meraih sukses saat dewasa," ujar dia.
Razik menjelaskan bermain adalah salah satu cara penting bagi anak dalam menggali ketrampilan dan kemampuan berpikir.
"Anak pun dapat terlibat aktif secara fisik dan mental dalam pengalaman ini sehingga mereka dapat berekspresi, merasakan tantangan baru serta mencari tahu lebih jauh tentang lingkungan di sekitarnya," ujarnya.
Namun tantangan mengajak anak belajar sambil bermain di lokasi pasca-bencana cukup besar.
“Guru-guru di Lombok kesulitan menemukan alat bermain yang memadai. Karena itu, tim JIS menginspirasi para guru setempat agar lebih kreatif memanfaatkan benda maupun barang bekas dari lingkungan sekitar yang tetap bisa digunakan untuk menggali kemampuan anak dalam proses belajar.
Mereka bisa menyentuh dan merasakan langsung benda-benda, seperti kayu, daun-daun kering, botol atau barang bekas lain.
Baca juga: Bantuan perbaikan rumah korban gempa Lombok diberikan pekan ini
"Workshop ini diselenggarakan dengan perspektif bahwa guru-guru di wilayah bencana ini tidak memiliki sumber daya apapun di lapangan,” ujar Greg.
"Kami menargetkan 30 guru dari 20 sekolah TK dan PAUD menghadiri workshop yang digelar bekerja sama dengan Direktorat PAUD & Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," ujarnya.
Turut dilibatkan dalam misi ini Allyson Pulls Dharmadji, guru PAUD yang telah berpengalaman selama lebih dari 25 tahun di Jakarta Intercultural School, Theresia Puji Suryanti, pengajar di JIS, serta Fransisca Yuliasari dan Supriyanti, Assitant Teacher di Elementary School, JIS.
Baca juga: 27 wanita polisi Polres Lombok Timur atasi trauma korban gempa
Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019