Jakarta (ANTARA) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyerahkan kepada kepolisian untuk mendalami dugaan pelaku penusukan Menko Polhukam Wiranto terpapar paham radikal.
"Saya belum mendapatkan informasi. Biarlah pihak keamanan yang mendalami itu," katanya usai menjenguk Wiranto di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta, Kamis malam.
Lukman berada di Makasar ketika mendengar informasi musibah yang menimpa Wiranto, kemudian sore hari langsung terbang ke Jakarta untuk menjenguk koleganya di kabinet itu.
"Saya hadir secara langsung untuk menemui, setidaknya istri beliau dan melihat kondisi Pak Wiranto. Alhamdulillah, operasi sudah selesai," katanya.
Baca juga: Kasus penusukan Wiranto dinilai lukai demokrasi di Indonesia
Ia mendoakan Wiranto beserta keluarga diberikan kesabaran, ketegaran, dan kekuatan dari Allah Swt. atas musibah yang dialami.
"Saya juga sudah memerintahkan jajaran Kemenag untuk mengajak tokoh-tokoh agama, pemuka agama, dan pimpinan majelis agama untuk mendoakan tidak hanya seluruh penyelenggara negara, tetapi kepada setiap ASN yang telah memberikan dedikasi, pengabdian," katanya.
Menkopolhukam sekaligus Ketua Umum PP PBSI Wiranto diserang oleh orang tidak dikenal saat melakukan kunjungan kerja di Pandeglang, Banten, Kamis siang.
Akibat penyerangan tersebut, Wiranto dikabarkan terkena dua tusukan di perut dan sempat dirawat di RSUD Berkah, Pandeglang, kemudian dirujuk ke RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.
Baca juga: Pramono sampaikan Presiden Jokowi minta tingkatkan pengamanan pejabat
Baca juga: Penusukan Wiranto dicurigai rekayasa, pengamat katakan perlu literasi
Pelaku penusukan terhadap Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto yang bernama Syahril Alamsyah alias Abu Rara diduga terpapar paham radikal.
"Terduga pelaku saat ini sudah diamankan di Polres Pandeglang dan masih diperiksa oleh Polres Pandeglang, Polda Banten dan dibantu Densus 88. Diduga pelaku terpapar radikal ISIS," tutur Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Kamis.
Afiliasi pelaku dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Indonesia masih didalami.
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019