Pandeglang (ANTARA) - Kapolda Banten Irjen Polisi Tomsi Tohir mengungkapkan penyerangan terhadap Menko Polhukam Wiranto dan Kapolsek Menes Kompol Dariyanto benar-benar di luar dugaan.

"Penyerangan terhadap Bapak Wiranto benar-benar di luar dugaan. Kejadian ini ketika beliau keluar dari mobil mau menyalami masyarakat," kata Kapolda saat menyampaikan keterangan kepada media terkait dengan peristiwa tersebut di Pandeglang, Kamis.

Untuk saat ini, lanjut Kapolda Tomsi, pihak keamanan dari Polda Banten sudah melakukan sterilisasi lokasi tempat kejadian perkara (TKP).

Baca juga: Penyerangan Wiranto, Wapres: radikalisme di Indonesia masih berjalan

"Peristiwa itu terjadi karena ketulusan hati beliau (Wiranto, red.) turun dari mobilnya untuk menyapa masyarakat," kata Tomsi.

Menyinggung soal keamanan sewaktu peristiwa, menurut Kapolda, untuk keamanan jelasnya, sudah dilakukan dengan baik. Namun, Wiranto dengan niat baik menyapa masyarakat Menes serta anak sekolah yang ingin berfoto sehingga terjadi peristiwa tersebut.

Kapolda menyebutkan kedua pelaku berinisial FA (21) warga Sitanggai, Kecamatan Karangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah dan SA (31) warga asal Desa Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan, Kota Medan, Sumatra Utara.

Baca juga: Polisi periksa rumah keluarga pelaku penyerangan Menkopolhukam Wiranto

Pelaku FA dalam aksinya menggunakan gunting, sedangkan SA menggunakan belati.

"Pak Menteri mengalami luka goresan di perut bagian bawah. Saat ini Pak Wiranto mendapat perawatan di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta," kata Kapolda Banten.

Infografis:

Kronologi penusukan Menkopolhukam
Kronologi penusukan Menkopolhukam

Pewarta: Mulyana
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019