Magelang (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyeru negara-negara ASEAN yang memiliki persamaan budaya dan peradaban untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam mempromosikan warisan budaya di setiap negara dan menarik wisatawan."Berikan kemasan yang lebih variatif dalam promosi dan ekspresi warisan budaya sehingga keseluruhan tampilannya benar-benar menjadi produk ekonomi warisan dan ekonomi budaya yang bernilai tinggi yaitu tampilan seni budaya yang menarik, indah, dan berkesan bagi para wisatawan," katanya dalam pidato sambutannya saat membuka Trail of Civilization (TOC) "The Journey of Budha" di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu malam.Selain itu, lanjut Kepala Negara, dalam pengelolaan dan promosi warisan sejarah dan budaya setiap negara hendaknya juga menjaga nilai-nilai sejarah dan budaya tersebut agar tetap murni dan sarat pesan moral dan spiritual. Dalam pagelaran kesenian TOC itu, lima negara ASEAN yang memiliki jejak peradaban Budha (Thailand, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Indonesia) menampilkan sendratari perjalanan Sang Budha yang dinilai oleh Presiden Yudhoyono sebagai kesenian yang sarat dengan kandungan nilai-nilai luhur. "Pagelaran seni ini juga menggambarkan perjalanan spiritual Budha yang melukiskan keteguhan dan tekad yang kuat untuk mencapai tujuan mulia. Sebuah sikap hidup yang mudah-mudahan menjadi sumber motivasi bagi umat Budha khsusunya dan bangsa Indonesia pada umumnya dalam mengatasi berbagai persoalan dan tantangan zaman dewasa ini," katanya. Khusus kepada Menbudpar RI, Presiden Yudhoyono berpesan untuk melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait agar dapat melakukan berbagai terobosan dan inovasi dalam memajukan industri pariwisata di tanah air. "Mari kita tingkatkan promosi wisata kita, selaras dengan program nasional Tahun Kunjungan ke Indonesia 2008," katanya. Sementara itu Ketua Umum Walubi, Hartati Murdaya mengatakan bahwa sasaran kegiatan Tapak Tilas Borobudur adalah menjadikan perayaan Waisak sebagai atraksi wisata ziarah dan meningkatkan arus kunjungan wisata mancanegara untuk terus menyukseskan Visit Indonesia Year 2008. Pagelaran kesenian TOC diisi dengan pagelaran sendra tari bernuansa Budha dari sejumlah negara, antara lain sendra tari "Enlightment" dari Laos, "Angulimala Jataka" dari Myanmar, "Human Nature" dari Thailand, "Len Dong" dari Vietnam, dan "Raja Asoka" dari Indonesia. Masing-masing negara tampil selama sekitar 10 menit, kecuali tim kesenian Indonesia yang diwakili Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Surakarta yang tampil selama 40 menit. Sebelum acara, dilakukan pembacaan doa bersama yang dipimpin oleh Biksu Dhyanavira Mahathavira dan Tari Lantera sebagai tari penyambutan. TOC atau Jejak-jejak Peradaban adalah kerjasama negara-negara di ASEAN yang akan menjadi agenda tahunan di Candi Borobudur untuk meningkatkan kunjungan wisata di kawasan tersebut. Pusat kegiatan berlangsung di Taman Lumbini sebelah timur kaki Borobudur yang dibangun di antara Kali Elo dan Kali Progo sekitar masa Dinasti Syailendra. Kerjasama sejumlah negara ASEAN untuk TOC telah dilakukan sejak 2006 yang melibatkan enam negara Thailand, Vietnam, Laos, Myanmar, Indonesia, dan Kamboja. Hadir dalam acara tersebut Duta Besar para negara sahabat, Menteri Pariwisata negara-negara ASEAN terutama yang mayoritas penduduknya beragama Budha, serta sejumlah pejabat negara diantaranya Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, Menteri Agama Maftuh Basyuni, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, Jubir Kepresidenan Dino Patti Djalal dan Andi Malarangeng, serta Gubernur Jawa Tengah Ali Mufiz.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008