Serang (ANTARA) - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Banten sekaligus Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Banten KH AM Romly menyayangkan penganiayaan terhadap pejabat negara Menkopolhukam Wiranto yang terjadi di Menes, Kabupaten Pandeglang, Kamis.
KH AM Romly menyerukan kepada masyarakat Banten agar tetap tenang, dan menyerahkan penanganan tersebut kepada pihak berwajib.
"Menyerukan kepada masyarakat Banten agar tetap tenang, tidak saling curiga, terus memelihara jalinan silaturahmi dan menyerahkan penanganan peristiwa tersebut kepada yang berwajib." kata Ketua KH AM Romly, di Serang, Kamis.
Baca juga: MUI kecam penyerangan Wiranto
Ia mengatakan, MUI Banten sangat menyesalkan dan mengutuk tindakan penganiayaan karena tidak sesuai dengan semua ajaran agama, serta kejadian tersebut mencoreng kehormatan masyarakat Banten.
"Dengan terjadinya tindakan penganiayaan terhadap pejabat negara, Menkopolhukam Jenderal Wiranto di Menes, Kabupaten Pandeglang, kami atas nama MUI Provinsi Banten dan FKUB Provinsi Banten menyampaikan pernyataan bahwa sangat menyesalkan kejadian tersebut dan mengutuk pelaku tindakan penusukan karena sudah melawan nilai-nilai luhur yang diajarkan semua agama dan telah mencoreng kehormatan masyarakat Banten." kata KH AM Romly.
Ia berharap agar pemerintah segera mengusut kejadian tersebut dan dapat ditindak dengan tegas dalang dan pelaku dari peristiwa tersebut.
"Kami mendesak kepada pemerintah agar mengusut kejadian tersebut secara tuntas dan jika terkait dengan jaringan teroris agar dibongkar dan ditindak dengan tegas tanpa keraguan." katanya.
Baca juga: Terduga pelaku penusuk Menkopolhukam jarang berbaur dengan warga
Ketua MUI Banten itu juga menyerukan kepada masyarakat Banten agar tetap tenang, dan menyerahkan penanganan tersebut kepada pihak berwajib
Ketua MUI Banten juga menyampaikan rasa prihatin kepada Menkopolhukam dan Kapolsek Menes yang telah menjadi korban, dan mendoakan agar korban penusukan segera pulih kembali.
"Kami juga menyampaikan rasa prihatin yang mendalam kepada Bapak Jenderal Wiranto dan Bapak Kapolsek Menes yang mengalami luka. Semoga Allah segera memulihkan kesehatan bapak berdua seperti sediakala," kata Romly.
Baca juga: Paspampres nyatakan pengamanan presiden selalu "high risk"
Menkopolhukam Wiranto diserang dua orang tidak dikenal dengan menggunakan senjata tajam sesaat setelah turun dari mobil di sebuah lapangan di Menes, Pandeglang.
Sebelum terjadi penyerangan, Wiranto usai melakukan kunjungan dan peresmian gedung di Kampus Mathlaul Anwar, di Menes, Pandeglang. Penyerangan tersebut melukai Menkopolhukam Wiranto pada bagian perut, Kapolsek Menes Kompol Daryanto dan seseorang bernama H Fuad. Korban penyerangan tersebut langaung dibawa ke RSUD Berkah Pandeglang, dan Menkopolhukan Wiranto kemudian dibawa ke RSPAD Gatot Soebroto di Jakarta.
Dua orang yang diduga melakukan penyerangan terhadap Menkopolhukam Wiranto di Lapangan Menes, Pandeglang diamankan pihak kepolisian di Pandeglang.
Dua orang terduga pelaku penusukan tersebut yang merupakan suami istri atas nama FA binti S, tempat tanggal lahir Brebes 5 Mei 1998, alamat Desa Sitanggal, Kecamatan Karangan, Kabupaten Brebes. Saat ini, ia tinggal atau mengontrak rumah di Kampung Sawah, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang.
Kemudian pelaku yang kedua atas nama SA, tempat tanggal lahir Medan, 24 Agustus 1988, beralamat di Jl. Syahrial VI No 104 LK, Desa Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, Sumatera Utara. Kedua tersangka saat ini diamankan di Polres Pandeglang.
Pewarta: Mulyana
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019