Kolombo, (ANTARA News) - Tentara Sri Lanka membunuh sedikitnya 22 pemberontak Macan Tamil dalam pertempuran baru jauh di bagian utara pulau itu Jumat, kata militer, ketika pasukan pemerintah meneruskan desakan mereka terhadap markasbesar pemberontak di utara.
Pertempuran di distrik Mullaitivu itu tiba satu hari setelah militer merebut sebuah tempat yang dikuasai-pemberontak di Mallavi, juga di distrik yang sama, menewaskan 25 pemberontak Macan Tamil, demikian diwartakan Reuters.
"Tentara berhasil memukul mundur upaya pembalasan teroris di selatan Mallavi semalam," kata seorang jurubicara di Pusat Media untuk Keamanan Nasional.
"Tentara telah menemukan 22 mayat teroris termasuk dua pemimpin dan operasi pencarian terus dilakukan."
Militer mengatakan pertempuran hari sebelumnya di empat distrik di utara menewaskan 13 pemberontak Macan Tamil dan melukai 42 yang lain. Tiga tentara juga tewas dan 13 yang lain luka-luka.
Militer juga mengatakan angkatan laut telah menghancurkan tiga kapal Macan Tamil di sepanjang pantai di Chilavaththai di Mullaitivu Kamis malam.
Pertempuran itu terjadi satu pekan setelah militer mengatakan mereka telah menimbulkan "pukulan menentukan" pada Macan Tamil, dengan direbutnya kota Vidattativu di Sri Lanka baratlaut, markas penting sayap laut Macan Tamil dan pusat logistik mereka untuk kawasan itu.
Pemerintah Sri Lanka mengejar strategi untuk merebut kembali secara berangsur-angsur kubukuat Macan Tamil di utara dan menang dalam perang saudara 25 tahun di tengah serangan darat, laut dan udara hampir tiap hari di wilayah utara yang dikuasai-pemberontak.
Perjanjian gencatan senjata 2002 di Sri Lanka yang didukung-Norwegia dengan Macan Tamil berakhir Januari setelah pemerintah memutuskan untuk membatalkannya, dengan dalih pemberontak telah menggunakan gencatan senjata itu untuk menyusun dan mempersenjatai diri kembali.
Perang saudara itu telah menewaskan lebih dari 70.000 orang sejak perang dimulai. Macan Tamil berperang untuk memperoleh sebuah negara merdeka di Sri Lanka utara dan timur bagi minoritas Tamil sejak 1983.
Macan Tamil tidak bersedia dengan segera untuk berkomentar.
Pemerintah dan pemberontak telah bertukar pengakuan korban tewas yang hampir tidak mungkin untuk memastikannya secara tidak memihak. (*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008