Kathmandu, (ANTARA/ News) - Polisi Nepal menyatakan, Jumat, mereka telah menangkap 125 pengungsi Tibet, termasuk beberapa rahib, karena berusaha menyerbu sebuah kantor konsuler China di Kathmandu.
Dilaporkan Reuters, lebih dari 20.000 orang Tibet tinggal di Nepal dan banyak dari mereka melakukan protes secara rutin di Kathmandu untuk menuntut kemerdekaan Tibet dan menentang penumpasan China terhadap demonstrasi di kawasan Himalaya itu pada Maret.
Kelompok Pengawas Hak Asasi Manusia yang berpusat di New York mengatakan, Kamis, Nepal menindak para pemrotes Tibet karena tekanan dari China, yang melanggar hak asasi manusia dengan penangkapan-penangkapan yang dipersoalkan, pelecehan seksual terhadap wanita dan pemukulan selama dalam penahanan.
Beijing menolak hal itu sebagai "tuduhan-tuduhan yang tidak berdasar".
Pemrotes menyatakan, mereka ingin "diakhirinya segera penindasan brutal terhadap orang Tibet di Tibet dan pembebasan tanpa syarat semua tahanan politik Tibet".
Seorang pejabat kepolisian menyatakan, semua orang yag ditahan itu direncanakan dibebaskan pada Jumat malam.
Organisasi Pengawas Hak Asasi Manusia mengatakan, sedikitnya 8.350 orang Tibet ditangkap antara 10 Maret dan 18 Juli, banyak dari mereka ditangkap lebih dari sekali.
Nepal menganggap Tibet sebagai bagian dari negara besar tetangganya, China, dan menyatakan, penangkapan-penangkapan itu dilakukan untuk melindungi bangunan kedutaan besar dari para pemrotes.
Penumpasan yang dilakukan aparat China terhadap protes di Tibet pada Maret menyulut kecaman-kecaman internasional dan menimbulkan protes di sejumlah negara yang mengganggu perjalanan obor Olimpiade menjelang pelaksanaan Olimpiade Beijing pada Agustus.
Pemerintah China mengatakan, 19 orang tewas dalam kerusuhan anti-China di Lhasa, ibukota Tibet, pada 14-15 Maret.
Namun, ketua parlemen pengasingan Tibet mengatakan, aksi penumpasan yang dilakukan pasukan keamanan China terhadap protes itu menewaskan sedikitnya 209 demonstran anti-pemerintah.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008