Semarang, (ANTARA News) - Pemadaman listrik yang dilakukan PLN selama ini tidak akan cukup untuk mengatasi krisis energi karena pemborosan bahan bakar minyak (BBM) di negeri ini terus terjadi di sektor transportasi.
"Karena itu sektor transportasi di Indonesia harus menjadi target utama pemerintah dalam pembenahan subsidi BBM, sebab hampir 60 persen BBM dihabiskan untuk sektor ini (transportasi)," kata pengamat transportasi, Djoko Setyowarno di Semarang, Sabtu.
Dari 60 persen BBM yang digunakan bagi sektor transportasi itu rinciannya 45 persen dikuras untuk kendaraan pribadi dan 15 persen untuk transportasi darat, laut, udara, dan ASDP, kata dosen Fakultas Teknik Unika Soegijapranata Semarang itu.
Secara nasional kendaraan pribadi yang menghabiskan BBM sekitar 45 persen, katanya, merupakan jumlah terbesar di dunia dalam hal penggunaan BBM untuk kendaraan pribadi.
Untuk mengatasi penggunaan BBM yang sangat boros dan membebani APBN setiap tahunnya, katanya, yang perlu dilakukan pemerintah adalah melaksanakan pembenahan di sektor transportasi.
Pembenahan bisa dilaksanakan dengan cara pemerintah mempercepat program angkutan umum massal antarkota dan dalam kota.
"Jika angkutan umum massal digalakkan, otomatis masyarakat akan lebih banyak menggunakan angkutan ini ketimbang menggunakan kendaraan pribadi. Pembenahan terhadap angkutan massal ini harus memperhitungkan aspek kenyamanan dan keamanan serta ketepatan waktu. Bila semuanya terpenuhi, penggunaan BBM bagi sektor transportasi dapat dikurangi cukup signifikan," katanya.
Menurut Djoko, pemerintah memang harus berani membuat terobosan di sektor transportasi ini. Sebab, kalau sampai krisis BBM terus berlanjut tanpa ada solusinya, maka fatal akibatnya bagi sektor transportasi.
"Karena sektor transportasi nantinya berdampak pada kehidupan perekonomian di negeri ini," demikian Djoko Setyowarno. (*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008