Denpasar (ANTARA) - Budayawan asal Prancis Dr Jean Cauteu menilai, lambang-lambang yang tergores dalam kanvas karya I Wayan Sujana Suklu SSN tersirat sebagian masyarakat Bali lupa akan kulturnya. "Jika kondisi itu dibiarkan berlanjut dikhawatirkan bisa jatuh dalam cengkeraman kapitalisme global berikut akibat paradoksalnya," kata Jean Cauteu mengomentari pameran tunggal Sujana Suklu di Denpasar, Jumat. Ia mengatakan, kondisi tersebut tersirat dalam pepatah "Kacang lupa akan kulitnya". Suklu yang juga dosen seni rupa Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar itu lewat karyanya dengan sadar menyikapi hal tersebut. "Konsep dasar dari pameran yang berlangsung sebulan penuh itu adalah di tengah dinamika global dan lokal saat ini," ujar Jean Cauteu, politikus seni yang sudah puluhan tahun menetap di Bali. Ia menilai, sosok Sujana Suklu menyadari betapa pentingnya memiliki suatu sikap kritis yang bertitik pijak pada kultur lokal guna menghindari alieansi. Lewat pameran yang menampilkan sepuluh karya seni dan sejumlah karya instalasi itu bisa melacak kecenderungan untuk menimbang identitas ke-Bali-annya. Identitas tersebut tercermin dalam pola stilistik dasar repetitif seri karya abstrak "geometris" yang memang menjadi bagian dari pekerjaan kreatifnya dalam beberapa tahun belakangan. "Salah satu ciri yang paling menonjol dari estetika Bali, baik dalam musik, tarian maupun seni rupa, ialah pengulangan atau semi-pengulangan dari patron-patron. Jadi, yang dikombinasikan satu sama lain secara musikal, dengan irama sebagai benang merah keutuhannya," ujar Jean Cauteu. Ia menambahkan, apa yang dicapainya secara visual dalam pameran tersebut, merupakan suatu keberhasilan mengangkat struktur dasar dari sistem rupa Bali. Prestasi tersebut tidak berhenti sampai disitu, namun pencapaian itu juga mencerminkan kemampuan Sujana Suklu dalam mentransformasi unsur fundamen lokal menjadi bagian dari bahasa global. Hal itu merupakan sesuatu yang tidak mudah dicapai, mengingat adanya kecenderungan seniman belakangan ini untuk menelan begitu saja, baik menyangkut bentuk maupun isi (ikon), dari apa yang diandaikan sebagai global, ujar Jean Cauteu. Sujana Suklu menggelar pameran tunggal di Gaya Fusion Art Space, Sayan, Ubud, Kabupaten Gianyar selama sebulan, hingga 26 Agustus 2008. Pameran tersebut mengusung tema ritus bambu menampilkan sepuluh karya kanvas dan sejumlah karya instalasi. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008