Surabaya (ANTARA News) - Meskipun usianya sudah di atas 70 tahun, Wayan Sutiari Mastoer masih menunjukkan semangat tinggi untuk mengajak orang-orang memanfaatkan limbah menjadi barang bernilai ekonomis. "Tapi saya sekarang sudah bukan tua lagi, tapi sangat tua. Jadi saya harus mengirit fisik saya," kata penerima Kalpataru tahun 2006 yang juga pensiunan karyawan BRI itu kepada ANTARA News di Surabaya, Jumat. Karena itu, perempuan yang sering dijuluki motivator itu meminta satu syarat untuk memberikan pelatihan cara merangkai bunga kering dengan memanfaatkan limbah. Syaratnya peserta harus massal agar lebih efektif. "Kalau cuma puluhan orang, kan saya ini tidak muda lagi. Mungkin satu kota atau kabupaten bisa sekaligus gitu. Di Bali kemarin pesertanya 1.000 orang sekaligus," katanya. Ia bercerita, dulu ketika masih muda, dirinya tidak pernah menolak jika ada orang yang ingin belajar kepada dirinya, meskipun hanya satu orang. "Tapi, sekarang sudah berbeda. Tapi, saya tetap ingin mengajak orang untuk memanfaatkan limbah menjadi barang ekonomis," kata perempuan yang mengolah sampah sejak tahun 2007 atau dua tahun setelah pensiun itu. Dari usahanya, Ketua Asosiasi Pengusaha Bunga Kering dan Bunga Buatan Indonesia (Aspringta) Jawa Timur dan pemilik galeri bunga kering dan suvenir "Semi Indah" itu, kini mampu mengolah sampah organik dan nonorganik hingga puluhan ton setiap tahun. (*)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008