Jakarta (ANTARA) - Indonesia kini miliki Indeks Pembangunan Kebudayaan yang pertama untuk mengukur capaian pembangunan kebudayaan di tingkat nasional dan daerah, kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid.

Indeks Pembangunan Kebudayaan ini juga diklaim oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai alat ukur untuk pembangunan kebudayaan pertama di dunia.

"Ini merupakan instrumen yang disusun bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (Bappenas) dan juga Badan Pusat Statistik," kata Hilmar.saat peluncurannya di Pekan Kebudayaan Nasional, Istora Senayan, Jakarta, Kamis.

Baca juga: Dirjen: Pekan Kebudayaan Nasional dimeriahkan banyak seniman

Ia mengatakan penyusunan Indeks Pembangunan Kebudayaan tersebut mengacu kepada kerangka pengukuran kebudayaan UNESCO dengan menyesuaikan dinamika dan kebutuhan pembangunan kebudayaan di daerah dan tingkat nasional.

Dalam mengukur tingkat pembangunan, ada 31 indikator yang dirangkum dalam tujuh dimensi yaitu ekonomi budaya, pendidikan, ketahanan sosial budaya, warisan budaya, ekspresi budaya, budaya literasi, dan gender.

"Metodologi dan sumber data dikembangkan untuk menghitung angka Indeks Pembangunan Kebudayaan secara nasional dan 34 provinsi di Indonesia," kata dia.

Untuk perhitungan pertama ini, Indeks Pembangunan Kebudayaan akan menggunakan data tahun 2018 .

Hilmar Farid berharap indeks tersebut dapat digunakan untuk memajukan kebudayaan di Indonesia dengan capaian yang lebih terukur dibandingkan dengan sebelumnya.


Baca juga: Permainan tradisional meriahkan Pekan Kebudayaan Nasional

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019