Jakarta (ANTARA News) - Hasil survei Indo Barometer terbaru menunjukkan, kepuasan publik terhadap para anggota legislatif hasil Pemilu 2004 di seluruh Indonesia hanya pas-pasan atau sekitar 50 persen.

Demikian salah satu kesimpulan hasil survei itu yang dipaparkan langsung Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodary, di Jakarta, Minggu.

Pemaparan hasil survei itu, diikuti dengan diskusi tentang "Pengetahuan dan Harapan Masyarakat terhadap Pemilu 2009", yang menghadirkan pula Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Hafiz Anshari, Anggota Badan Pengawas Pemilu (Banwaslu), Bambang Eka, dan Direktur CETRO, N Hadar Gumay.

Dari data yang diungkapkan Indo Barometer selengkapnya, ternyata hanya 50,8 persen responden pemilih menyatakan sangat dan cukup puas terhadap anggota DPR RI hasil Pemilu 2004, 41,3 persen tidak atau kurang puas, sementara 7,9 persen tidak tahu atau tidak menjawab.

Kondisi tidak jauh berbeda mengenai kepuasan publik atas anggota DPRD Provinsi maupun Kota. Khusus untuk DPRD Provinsi, 50,7 persen responden menyatakan sangat dan cukup puas, 40,3 persen kurang atau tidak puas, lalu sembilan persen tidak tahu atau tidak menjawab.

Sedangkan DPRD Kabupaten/Kota, 54,8 persen sangat atau cukup puas, 35,8 persen kurang atau tidak puas, dan 9,4 persen tidak tahu atau tidak menjawab.

"Waktu pengumpulan data antara tanggal 16 hingga 26 Desember 2008, dan survei ini dilaksanakan di 33 provinsi di seluruh Indonesia dengan jumlah responden sebesar 1200 orang (`margin of error`) sebesar tiga persen pada tingkat kepercayaan 95 persen," jelasnya.

Satu hal lagi, menurut M Qodaryu, responden dipilih dengan metode `multistage random sampling` untuk menghasilkan responden yang mewakili populasi publik dewasa Indonesia.


Golput Administratif`

Sementara itu, ketika para responden itu ditanya tentang apakah dirinya sudah tahu telah terdaftar atau belum pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2009 nanti, demikian M Qodary, muncul jawaban yang mengkhawatirkan.

"Mengapa, hanya 67,2 persen yang merasa yakin bahwa dirinya sudah terdaftar sebagai pemilu pada Pemilihan Umum (Pemilu) nanti. Ini terus terang saya katakan sebagai angka yang mengkhawatirkan, karena mengindikasikan potensi `golput administratif` terbilang besar," ungkapnya.

Mengenai jawaban yang menyatakan dirinya yakin tidak terdaftar, menurutnya, ada 18,3 persen, sedang tidak tahu atau tidak menjawab 14,5 persen.

Karena itu, M Qodari dkk meminta pihak Penyelenggara Pemilu agar memperhatikan secara serius masalah ini, guna menciptakan keinginan suatu Pemilu berkualitas.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009