Jakarta, 25/7 (ANTARA) - Menteri Luar Negeri RI Hassan Wirajuda mengatakan bahwa Konferensi Internasional Cendekiawan Islam (ICIS) III merupakan upaya untuk menjembatani perbedaan persepsi mengenai Islam yang dilakukan melalui jalur non-pemerintah atau jalur kedua."Ini adalah track kedua untuk melengkapi track pertama yang dilakukan oleh pemerintah," kata Menlu dalam jumpa pers bersama Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Muzadi di gedung PBNU Jakarta, Jumat.Menurut Menlu, ICIS tidak hanya dihadiri oleh pada cendekiawan muslim namun seluruh pakar tentang Islam sehingga dialog tersebut bersifat terbuka. "Hal-hal seperti itu perlu karena sejak 2000 ada salah tafsir di dunia luar dimana Islam sepertinya diasosiasikan dengan kekerasan. Ada kelompok-kelompok yang dengan caranya menggunakan kekerasan atas nama Islam," katanya. Oleh karena pemerintah Indonesia menolak kekerasan terhadap agama maka, lanjut dia, pemerintah Indonesia aktif mempromosikan upaya-upaya bersama untuk menyebarkan pemahaman yang benar tentang Islam. Menlu juga mengakui bahwa sekalipun berbagai dialog telah dilakukan untuk menyamakan persepsi tentang Islam namun masih ada beberapa individu yang masih belum mencapai pemahaman itu. "Sudah berhasil ditingkat pemerintah namun kalau antar-individu bukan pekerjaan yang mudah karena ada 6,3 miliar orang di dunia, tidak tertutup masih ada yang salah tafsir seperti wartawan di Denmark yang membuat karikatur Nabi Muhammad SAW dan mengakibatkan puluhan orang meninggal akibat perselisihan atau anggota parlemen Belanda yang membuat film Fitna," katanya. Namun, lanjut dia, upaya untuk mempromosikan Islam yang Rahmatan Lil Alamin (Rahmat Bagi Seluruh Alam) tidak dapat sekali jalan, harus terus menerus. Menlu Hassan juga mengatakan bahwa dalam ICIS III akan dibahas rencana pembentukan "ulama without borders" yang akan menjembatani perbedaan-perbedaan yang terjadi di dunia ISlam. ICIS III digelar di Hotel Borobudur, Jakarta, pada 29 Juli hingga 1 Agustus 2008. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono direncanakan membuka konferensi ini dan ditutup oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008