Jakarta, (ANTARA News) - Juru Bicara Komite Bangkit Indonesia (KBI) Adhie Massardi mengatakan pihak kepolisian harus fokus pada pengusutan tindakan kekerasan dan tidak masuk ke ranah politik. "Polisi seharusnya tidak melenceng memasuki bidang politik. Kalau tidak ada bukti, jangan dipaksakan," katanya, di Jakarta, Jumat. Ia menegaskan sejak semula, Komite Bangkit Indonesia adalah gerakan intelektual dan non-partisan untuk kepentingan rakyat. Ia mengatakan KBI tidak berhubungan dengan aksi unjukrasa. Pada Kamis (24/7), mantan Juru Bicara Kepresidenan era pemerintahan Abdurrahman Wahid ini diperiksa penyidik, Mabes Polri. Ia diperiksa sebagai saksi untuk Ferry Yulianto, Sekjen KBI yang diduga terlibat sejumlah unjukrasa anarkis menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Jakarta. Dalam pemeriksaan sekitar delapan jam tersebut, Adhie dicecar pertanyaan seputar kegiatan KBI. "Dalam pemeriksaan itu, saya merasa ada yang janggal. Polisi bertanya tentang pembiayaan KBI. Padahal KBI itu kegiatan diskusi, seminar, tentu saja biaya dari Pak Rizal Ramli," katanya. Sebelumnya, Ferry Yulianto ditangkap dan menjalani pemeriksaan di Direktorat I Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri, karena dugaan sebagai dalang aksi sejumlah unjukrasa anarkis. Ferry juga diduga menjadi penyandang dana sejumlah aksi unjuk rasa untuk menolak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang berakhir anarkis itu. Sejumlah aksi unjuk rasa yang diduga didanai Ferry antara lain 21 Mei 2008 di depan Istana Negara dan 21 Juni 2008 menjelang pengumuman kenaikan harga BBM. (*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008