Yogyakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan bahwa maju atau tidaknya sebuah bangsa bertumpu pada semangat yang dimiliki masyarakatnya yakni semangat untuk maju dan semangat untuk belajar.

"Apa yang memajukan suatu bangsa ternyata yang pertama semangat. Semangat untuk maju, semangat untuk belajar," kata Jusuf Kalla saat memberikan kuliah kebangsaan bertajuk "Mendidik Generasi Unggul Cendekia untuk Kemajuan Bangsa" di Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, Kamis.

Menurut Jusuf Kalla, kekuatan semangat itu telah dicontohkan oleh sejumlah negara-negara maju seperti Jepang dan Korea. Kedua negara itu mampu membuat negaranya maju meski tidak memiliki kekayaan alam.

Sebaliknya, negara-negara lain seperti di Afrika, kendati memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah namun sulit maju, bahkan penuh dengan pertentangan atau konflik. Tanpa tekad untuk maju, kekayaan alamnya justru dicuri atau diambil oleh bangsa-bangsa lain.

"Semangat manusianya yang menentukan negaranya maju atau tidak, bukan sumber daya alam saja, bukan karena letak (geografis) saja," kata dia.

Selain semangat untuk maju dan belajar, lanjut Kalla, modal yang kedua adalah kemampuan sumber daya manusianya. Kendati Jepang dan Korea tidak memiliki sumber daya alam berupa batu bara, nikel atau emas, tetapi SDM-nya memiliki bekal kemampuan atau "skill" yang memadai.

Meski demikian, ia menambahkan, dalam konteks kehidupan saat ini, untuk membuat bangsanya maju, kemampuan SDM juga harus didukung dengan penguasaan pemanfaatan teknologi yang membutuhkan peran dari dunia pendidikan, khususnya perguruan tinggi.

"Indonesia ada di tengah-tengah. Kemajuan tidak terlalu tinggi. Tapi dia ada di tingkat menengah," kata Jusuf Kalla.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019