"Perlu ada investigasi menyeluruh terhadap kasus ini. Ini bisa menjadi preseden buruk ke depan," kata Mardani dihubungi di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Warga Pandeglang kecam penusukan terhadap Menkopolhukam Wiranto
Mardani mengatakan investigasi yang dilakukan juga harus mendapatkan informasi untuk memetakan motif dan pola dari penyerangan tersebut, bukan semata-mata menangkap dan memproses hukum pelaku penyerangan tersebut.
Mardani mengajak masyarakat untuk menunggu hasil investigasi terhadap peristiwa itu sebelum memberikan tanggapan melalui berbagai media untuk menghindari dampak-dampak yang kontraproduktif.
"Jangan cepat panik. 'Ojo gumunan'. Kalau peta dan data ada, semua bisa ditanggapi secara proporsional," tuturnya.
Baca juga: Wiranto diserang, bukti nyata ancaman pembunuhan
Di sisi lain, Mardani juga menyoroti prosedur pengamanan pejabat negara. Menurut Mardani, prosedur pengamanan pejabat negara perlu dievaluasi sehingga kejadian serupa tidak menimpa pejabat lainnya.
"Prosedur pengamanan harus dievaluasi, termasuk intelijen harus dievaluasi. Seharusnya kejadian seperti itu bisa diantisipasi sebelumnya," katanya.
Mardani juga menyampaikan rasa syukur karena kejadian tersebut tidak membuat Wiranto mengalami cedera parah. Dia mendoakan Wiranto dan ajudan atau aparat yang mendampinginya bisa segera sembuh dari luka-lukanya.
Baca juga: Menkopolhukam Wiranto akan dievakuasi ke Jakarta
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan WIranto ditusuk orang tidak di kenal saat turun dari kendaraan di alun-alun Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten, Kamis.
Kejadian tersebut selain menyebabkan Wiranto terluka, juga melukai ajudan dan polisi yang sedang mengawalnya.
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019