Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution belum menanggapi indeks daya saing Indonesia yang turun dari posisi 45 menjadi 50 berdasarkan laporan World Economic Forum 2019.
"Saya mesti baca dulu (laporan World Economic Forum)," kata Darmin Nasution di kantornya di Jakarta, Rabu.
Ia juga belum membeberkan detail penyebab turunnya indeks daya saing Indonesia tersebut.
Baca juga: Darmin: Perbaikan peringkat daya saing untuk antisipasi tekanan global
World Economic Forum mengeluarkan indeks daya saing global (GCI) tahun 2019 yang menempatkan Indonesia di rangking 50.
Dalam laporan itu menyebutkan Indonesia mengumpulkan skor 64,6 atau turun tipis 0,3 dibandingkan tahun lalu.
"Penurunan secara keseluruhan skor GCI masih kecil dan kinerja pada dasarnya tidak berubah," tulis laporan tersebut.
Forum Ekonomi Dunia (WEF) itu juga menyebut kekuatan utama Indonesia adalah pasarnya dengan nilai 82,4 dan stabilitas ekonominya (90).
Mencermati kinerja dalam indikator lain pada indeks, WEF menilai masih ada ruang untuk peningkatan poin 30-40, mesko tidak ada hambatan utama.
WEF menyebutkan bahwa Indonesia mengedepankan semangat budaya bisnis dengan skor 69,6 dan sistem keuangan yang stabil mencapai nilai 64, keduanya meningkat selama tahun 2018.
Sementara itu, adopsi teknologi tinggi mencapai skor 55,4, mengingat pembangunan dan kualitas aksesnya masih relatif rendah.
Sedangkan, terkait kapasitas inovasi Indonesia, WEF menilai sudah bertumbuh meski masih terbatas dengan skor 37,7.
Dalam laporan itu, Singapura menduduki posisi pertama di dunia, sebagai negara yang memiliki daya saing terbaik dengan skor 84,8.
Di Asia Tenggara, Indonesia berada di posisi keempat setelah Singapura, Malaysia di peringkat 27 dan Thailand (40).
Sedangkan, Filipina di peringkat 64 dan Vietnam berada di peringkat 67.
Meski berada di bawah Indonesia, WEF menyebut Vietnam merupakan negara yang memiliki indeks paling meningkat dengan skor naik 3,5 menjadi 61,5 dengan posisi melompati 10 level, dari posisi sebelumnya di peringkat 77.
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019