Padang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menghentikan pemulangan perantau dari Wamena, Jayawijaya, Papua, karena kondisi di Bumi Cendrawasih itu sudah mulai kondusif.
"Pemerintah dan aparat keamanan sudah menjamin keamanan masyarakat di sana. Karena itu, untuk sementara kita hentikan pemulangan perantau," kata Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit di Padang, Selasa.
Menurutnya, hari ini adalah hari terakhir untuk pemulangan perantau tersebut. Dijadwalkan ada dua gelombang yang pulang masing-masing 79 orang sekitar pukul 18.00 WIB menggunakan maskapai Garuda Indonesia, dan pukul 21.30 WIB sebanyak 27 orang dengan Lion Air.
Ia menyebut jumlah perantau yang dipulangkan ke Sumbar hingga saat ini berjumlah 596 orang. Jika ditambah dengan gelombang terakhir yang akan pulang jadi total 702 orang.
Baca juga: Bantu perantau Minang di Wamena, Solok Selatan kumpulkan dana
Baca juga: Pemkot Solok galang bantuan ASN untuk perantau Minang di Wamena
Tempuh waktu belasan jam 178 perantau Minang tiba di Sumbar
Dari jumlah itu, 232 perantau dibantu kepulangannya oleh ACT dan sisanya oleh Pemprov Sumbar menggunakan anggaran bantuan yang terkumpul dari masyarakat melalui rekening Sumbar Peduli Sesama.
Selain pulang ke Sumbar, sebagian perantau tersebut ada yang pulang ke daerah lain seperti Jakarta maupun Makasar. Kepulangan itu, sebagian juga tidak dikoordinasikan dengan Ikatan keluarga Minang (IKM) di Papua sehingga tidak terpantau.
Sementara yang menyatakan tetap tinggal di Papua sebanyak 213 orang. Mereka bertekad untuk kembali memulai hidup dan usaha di provinsi itu.
Nasrul mengatakan saat ini Pemprov Sumbar sedang membahas langkah lanjutan dari kepulangan perantau tersebut. Ada beberapa opsi yang bisa dilakukan karena anggaran masih tersisa. Salah satunya membantu modal bagi perantau yang masih menetap di Wamena.*
Baca juga: Dewan Ulama Thariqah Internasional bantu korban Wamena Rp2,5 miliar
Baca juga: ACT fasilitasi kepulangan 222 perantau Minang dari Wamena
Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019