Jakarta (ANTARA) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menargetkan riset pengurangan pencemaran laut sebagai salah satu dari tujuh target pendekatan yang dapat mereka lakukan untuk mencapai tujuan pembangunan ekosistem laut yang berkelanjutan.
"Dari aspek riset, kira-kira aktivitas apa yang harus kita lakukan," kata Deputi LIPI Bidang Ilmu Kebumian Dr. Zainal Arifin usai mengisi sesi diskusi di hari kedua Sustainable Development Goals (SDGs) Annual Conference 2019 Indonesia yang digelar di Fairmont Hotel Jakarta, Rabu.
Dalam upaya mencapai tujuan ekosistem laut yang berkelanjutan tersebut, LIPI, kata Zainal, memilih melakukan riset sebagai pendekatan utama untuk melihat upaya-upaya yang dapat dilakukan guna mengurangi pencemaran yang saat terjadi di laut.
Riset yang dilakukan adalah dengan mengidentifikasi sumber-sumber pencemar dan menghitung serta mengkaji bagaimana proses pencemaran berdampak terhadap sumber daya hayati laut.
Kemudian target riset berikutnya yang diupayakan untuk mencapai ekosistem laut berkelanjutan adalah terkait dengan pengurangan pengasaman laut atau ocean acidification.
Upaya yang mereka lakukan dalam hal itu adalah melakukan riset dan inovasi untuk mengurangi terjadinya pengasaman laut.
Baca juga: LIPI temukan biota laut berbahaya di Teluk Ambon
Baca juga: LIPI dorong valuasi terumbu karang untuk penanganan kerusakan laut
Mereka juga melakukan riset untuk mengembangkan energi alternatif, seperti mikro hidro, energi gelombang maupun energi matahari.
"Itu adalah upaya-upaya untuk mengurangi pengaruh aktivitas manusia terhadap ekosistem laut," ujarnya.
Selanjutnya adalah upaya konservasi laut karena konservasi laut memiliki fungsi untuk memperkaya sumber daya laut.
"Jadi nelayan dan masyarakat bisa memperoleh sumber populasi ikan yang berkelanjutan, dengan upaya konservasi," katanya.
Dia mencontohkan konservasi laut dengan menyediakan tempat memijah atau tempat bertelur, tempat pembesaran ikan dan tempat berlindung.
Kemudian, target berikutnya adalah riset untuk mengetahui bagaimana upaya penangkapan ikan yang lestari atau berkelanjutan.
"Upaya penangkapan ikan yang lestari itu perlu riset. Misalnya, di ekosistem ini ada populasi ikan sebanyak 100 atau 1.000. Kita harus bisa melihat berapa persen dari 1.000 itu yang bisa kita ambil," katanya.
Konsep penangkapan ikan yang berkelanjutan, katanya, menetapkan sekitar 60 persen ikan yang boleh ditangkap. Sedangkan 40 persen lainnya harus dipertahankan.
Selanjutnya, riset juga perlu difokuskan pada upaya peningkatan ekonomi masyarakat, misalnya pengembangan teknologi perikanan yang ramah lingkungan dan upaya pengembangan budidaya laut, katanya memberikan contoh.
Target riset berikutnya, katanya, perlu diupayakan untuk melindungi dan memulihkan ekosistem dan mengakhiri subsidi yang menyebabkan penangkapan ikan secara berlebihan.*
Baca juga: BirdLife deteksi jalur migrasi dara laut di Seram Utara
Baca juga: LIPI komitmen untuk kembangkan bahan antikanker dari organisme laut
Pewarta: Katriana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019