Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta, kamis sore naik lima poin menjadi Rp9.130/9.133 per dolar AS dibanding sebelumnya Rp9.135/9.142, karena pelaku lokal kembali membeli rupiah. "Pelaku membeli rupiah terpicu pernyataan Dana Moneter Internasional (Internasional Moneter Fund/IMF) bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tetap di atas angka 6 persen," kata Analis valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova di Jakarta, Kamis. Sebelumnya otoritas Moneter menyatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal ketiga 2008 diperkirakan akan melambat dibanding kuartal kedua 2008, akibat melambat pertumbuhan ekonomi global. Rully Nova mengatakan, rupiah mulai menguat sejak pagi hari namun kembali tertekan pada siang hari, karena pelaku masih ragu-ragu untuk membeli mata uang Indonesia itu lebih lanjut. Namun pukul 14.30 siang rupiah menguat yang mencapai Rp9.120 per dolar AS, namun tidak bertahan lama hingga pukul 14.45 kembali tertekan hingga mencapai Rp9.136 per dolar AS. Kenaikan rupiah itu terjadi ketika pasar akan ditutup, aksi beli kembali meningkat, sehingga rupiah mendekati angka Rp9.128 per dolar AS dan akhirnya ditutup pada angka Rp9.130 per dolar AS, tuturnya. Gejolak rupiah terhadap dolar AS, lanjut dia, karena pelaku masih memfokuskan perhatian terhadap pertumbuhan ekonomi dunia, namun pertumbuhan ekonomi Asia khususnya Cina dan India tumbuh sangat signifikan. Indonesia harus dapat memanfaatkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi kedua negara itu untuk memicu ekonomi nasional tumbuh lebih baik, katanya. Ia mengatakan, peluang rupiah untuk bisa naik hingga di posisi Rp9.100 per dolar AS sebenarnya masih besar, tinggal menunggu waktu untuk mencapai ke arah sana. "Kami optimis dengan kondisi pasar yang stabil dan minat investasi asing di pasar domestik yang meningkat rupiah akan bisa mencapai level Rp9.100 per dolar AS," ucapnya. Rupiah, menurut dia, untuk bisa mencapai level Rp9.100 per dolar AS memang tidak mudah perlu waktu untuk bisa ke arah sana, meski peluangnya cukup besar. Apalagi Bank Indonesia juga komit untuk tetap menjaga nilai tukar rupiah tidak terpuruk dan siap mengantisipasi dengan dukungan cadangan devisa yang mencapai 60 miliar dolar AS, katanya. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008