Jakarta (ANTARA News) - Ekonom PT Bank Mandiri, Martin Panggabean, mengatakan tingginya pertumbuhan kredit saat ini sebesar 30 persen akan menjadi ancaman baru dan mendorong naiknya angka inflasi. "Ini akan terjadi ketimpangan karena pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan hanya 5,8 persen dan kredit tumbuh di atas 30 persen, maka inflasi akan terdorong naik," kata Martin, dalam acara Economy Outlook 2008-2009 di Jakarta, Kamis. Menurut dia, tingginya pertumbuhan kredit di saat inflasi yang tinggi dan suku bunga yang cenderung naik ini perlu dipertanyakan, karena akan berpotensi terhadap kredit bermasalah (NPL). Dengan kondisi ini, lanjut Martin, wajar jika BI mengkhawatirkan tingginya pertumbuhan kredit ini akan menjadi ancaman baru terhadap inflasi. "Jika ini dibiarkan, maka inflasi akan terganggu dan NPL-nya akan besar," jelasnya. Untuk itu, Martin hanya memperkirakan pertumbuhan kredit hanya sekitar 23 persen atau lebih rendah dibanding prediksi Bank Indonesia (BI) sebesar 24 persen. Target pertumbuhan kredit ini lebih disebabkan oleh tingginya inflasi yang saat ini masih 11,01 persen (YoY) dan tingkat suku bunga (BI-Rate) yang sebesar 9,5 persen. Martin juga mengungkapkan bahwa BI diperkirakan akan masih akan terus menaikkan suku bunganya hingga beberapa bulan ke depan hingga mencapai 9,5-9,75 persen. "Kemungkinan BI akan menurunkan suku bunganya pada awal tahun 2009 karena tekanan inflasi dari dalam negeri mulai menurun," katanya. Namun, katanya, kebijakan ini juga perlu kehati-hatian karena The Fed diperkirakan justru akan menaikkan suku bunganya hingga 3,5 persen akibat masih berlanjutnya tekanan inflasi global. (*)
Copyright © ANTARA 2008