Singapura (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Condoleezza Rice, Rabu, mengimbau negara-negara Asia Tenggara untuk lebih mendesak pemerintah yunta Myanmar agar memperbaiki hak asasi manusia (HAM) dan reformasi pelaksanaan demokrasinya. Berbicara setelah pertemuan dengan para menteri luar negeri dari 10 negara anggota Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), Rice mengatakan ASEAN perlu mendesak Myanmar untuk membebaskan para tahanan politik, termasuk pemenang hadiah Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi. "Kami percaya bahwa ASEAN mampu memainkan peranan penting dalam mengatasi penyebab utama persoalan yang membelit Burma - khususnya mendesak perkembangan demokrasi di negara itu," kata Rice, seperti dikutip Reuters. "Adalah sangat penting jika ASEAN dan masyarakat Burma mampu membujuk para pemimpin Myanmar untuk membebaskan para tahanan politik dan membuka dialog untuk kemajuan demokrasi," katanya menambahkan. Para menteri luar negeri ASEAN, yang tampak kehilangan semangat setelah bertahan-tahun upaya pendekatannya terhadap Myanmar tidak membuahkan hasil reformasi, menyatakan `kekecewaan yang mendalam` dalam pernyataan mereka Ahad, karena para jenderal yang berkuasa di negara tersebut memperpanjang masa tahanan rumah Suu Kyi. Mereka menyerukan pemimpin oposisi tersebut dibebaskan dan bahwa para tahanan politik lainnya juga harus dibebaskan `sebagai bagian dari proses rekonsiliasi nasional Myanmar.` Dengan pernyataan itu, untuk pertama kalinya ASEAN secara khusus menyebut nama Suu Kyi di dalam salah satu komunikenya, kata para diplomat. Myanmar merupakan ujian bagi ASEAN pada saat negara itu meratifikasi piagam ASEAN, yang akan membawanya kepada blok semacam Uni Eropa. Termasuk dalam piagam itu, badan penegakan HAM mungkin akan diperkuat guna memantau dan menyelidiki pelanggaran-pelanggaran HAM di kelompoknya. Rice mengatakan, cara terbaik bagi ASEAN untuk menjadi lebih kuat adalah dengan memperluas demokrasi dan penegakan hukum di kalangan anggotanya. Anggota ASEAN terdiri Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam. Di New York, Sekjen PBB Ban Ki-moon bertemu dengan sejumlah negara sahabat Myanmar, yakni India, Thailand, Indonesia, Singapura, Vietnam, lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB, Jepang dan lain-lain untuk membahas rencana kunjungan utusan khususnya itu ke Myanmar. Ibrahim Gambari, utusan khusus Ban untuk Myanmar akan bertolak ke negara tersebut bulan depan, dan diharapkan dia bisa mendesak pemerintah junta untuk memegang janji terhadap pelaksanaan demokrasi. Ban mengatakan, dalam pernyataan yang dibuat oleh kelompok tersebut jelas, bahwa kunjungan Gambari `hendaknya menghasilkan kemajuan yang nyata atas persoalan-persoalan yang menjadi keprihatinan masyarakat internasional itu.` Selanjutnya, Dewan Keamanan PBB akan membahas masalah Myanmar, Kamis.

Copyright © ANTARA 2008