Tokyo, (ANTARA News) - Gempa berkekuatan 6,8 skala Richter yang mengguncang kawasan Jepang utara, termasuk Propinsi Iwate dan Aomori, pada Kamis dini hari, mengakibatkan sedikitnya 75 orang luka-luka, bertambah dari sebelumnya yang berjumlah 20 orang. Menurut data Badan Meteorologi Jepang, pusat gempa berjarak sekitar 120 km di utara Iwate, demikian Kyodo di Tokyo, Kamis. Korban yang mengalami luka-luka terjadi di Iwate, Aomori, Akita dan Miyagi, hingga pukul 03.00 dini hari. Tokyo sendiri sekitar Kamis dini hari mengalami guncangan gempa kecil sekitar 15 detik lamanya. Tidak diketahui skala gempa yang menimpa Tokyo. Namun diperkirakan, gempa tersebut lanjutan dari gempa di utara Jepang tadi. Di Miyagi sendiri terdapat pembangkit listrik tenaga nuklir yang dioperasikan oleh Tohoku Electric Power Co., namun tidak terdapat kerusakan di fasilitas pembangkit nuklir tersebut. Hal yag sama juga tidak terjadi di pembangkit listrik nuklir lainnya milik Tokyo Electric Power Co. yang berada di kawasan Fukushima. Tidak ditemukan tanda-tanda radio aktif sesudah gempa. Jepang berada dalam salah satu kawasan seismik paling aktif di dunia. Di negara itu gempa bumi biasa terjadi. Sebanyak 20 persen gempa bumi di dunia yang berkekuatan di 6 SR atau lebih terjadi di wilayah ini. Gempa Rabu malam tadi terjadi setelah serangkaian gempa di daerah yang sama. Sebelumnya, pada pertengahan Juni lalu, gempa yang terjadi menewaskan sedikitnya 10 orang dan beberapa orang hilang. Pada Oktober 2004, gempa bumi kekuatan 6,8 skala Richter mengguncang kawasan Niigata di Jepang utara, menewaskan 65 orang dan mencederai lebih dari 3.000 orang. Itu merupakan gempa bumi paling mematikan sejak gempa dengan kekuatan 7,3 skala Richter mengguncang Kobe pada 1995, menewaskabn lebih dari 6.400 orang. (*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008