Di museum kita melihat lapisan-lapisan sejarah peradaban dan kebudayaanJakarta (ANTARA) - Puncak peringaran Hari Museum Indonesia 2019 akan diadakan di Taman Fatahillah, Kota Tua, Jakarta, dari 7 sampai dengan 13 Oktober 2019.
Peringatan Hari Museum Indonesia adalah bentuk eksistensi museum di tengah masyarakat. Museum sendiri, kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid, adalah ruang publik untuk memajukan kebudayaan dan tempat bertemu masyarakat berbagai latar belakang.
Museum, kata dia adalah lembaga yang sangat penting bagi dunia pendidikan dan kebudayaan.
“Di museum kita melihat lapisan-lapisan sejarah peradaban dan kebudayaan. Di museum kita belajar kebudayaan Indonesia yang sangat beragam dan juga bersatu, yang Bhinneka Tunggal Ika," kata dia di Jakarta, Selasa.
Museum tidak saja ruang tempat melestarikan kebudayaan dan edukasi tetapi sekaligus juga ruang rekreasi yang menyenangkan (edutainment).
Baca juga: Minarti dan Alan sumbangkan raket untuk museum olahraga Surabaya
Puncak Peringatan Hari Museum juga melibatkan museum-museum di kawasan itu dan bakal dimeriahkan oleh pameran, dialog kuratorial, seminar, grebek museum, mural 3D, 1000 kriya gerabah, olah raga tradisional, lomba, permainan rakyat, penampilan band, dan lainnya.
Hari Museum Indonesia diperingati setiap tanggal 12 Oktober berdasarkan diskusi dan perdebatan para ahli museum.
Tanggal tersebut ditetapkan karena menjadi salah satu momen penting bagi sejarah permuseuman di Indonesia, yaitu ketika terselenggaranya Musyawarah Museum se-Indonesia pertama pada 1962 di Yogyakarta.
Kehadiran museum di Indonesia yang saat ini tercatat berjumlah 439 museum, bagi Bangsa Indonesia sangat penting, terutama dalam upaya pelestarian dan pemajuan kebudayaan. Terlebih dengan lahirnya Undang-undang Nomor 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
Baca juga: UPK Kota Tua akui Rp88 miliar untuk beli cagar budaya belum terserap
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2019