Jakarta (ANTARA News) - Bisnis "property management" atau pengelolaan properti di Indonesia semakin ketat sehubungan percepatan liberalisasi arus barang dan jasa maupun tenaga kerja, yang semula tahun 2020 menjadi 2015, sehingga perusahaan harus melakukan inovasi-inovasi dan meningkatkan mutu sumber daya manusia."Kalau tidak, posisi daya saing perusahaan Indonesia kan terus memburuk, dan perusahaan berkelas dan berdaya saing global dari asing akan membanjiri Indonesia. Memprihatinkan, memang jika bangsa Indonesa menjadi penonton di negeri sendiri," kata Iman Agrahnanto, GM Pemasaran PT Sandhy Putra Makmur (SPM), perusahaan bentukan Yayasan Sandhykara Putra Telkom (YSPT), di Jakarta, Rabu.Ia menjelaskan, kunci untuk menjadi pemain global adalah kualitas layanan dan didukung oleh Sumber Daya Manusia berkualitas dan juga teknologi informasi. Saat ini, dikatakan, Indonesia sangat bermasalah dengan mutu SDM.Iman mengatakan, perusahaannya terus meningkatkan kinerja dan kualitas sekaligus inovasi pelayanan khususnya di bidang industri jasa "Building Management" dengan menggunakan teknologi informasi (TI) sehingga perusahaan mampu bersaing di era globalisasi. Iman mengatakan, PT SPM akan menjadi penyedia jasa "Property Management" berstandar internasional, berbasis teknologi informasi yang sangat bermanfaat bagi pelanggan. Pada akhir 2008, PT SPM akan meluncurkan produk baru yaitu "Integrated Cyber System" (ICS) dalam pengelolaan gedung meliputi sistem teknologi "Voice" (Suara), Data (Internet) dan Video (Gambar) dan model layanan terpadu dalam memberikan pelayanan yang maksimal bagi para pengguna jasa PT. SPM. ICS dapat meningkatkan efisiensi sebesar 5 persen hingga 15 persen. PT. SPM juga mengembangkan Standar Mutu Layanan yang merupakan hasil kreativitas dan inovasi para karyawannya yaitu Sistem Mutu Unggulan (SiMuLan). Sistem dalam bidang perawatan dan operasi gedung ini telah diterapkan di seluruh wilayah Indonesia guna menjawab jaminan mutu layanan yang seragam di seluruh Indonesia. Selain itu, teknologi informasi lainnya yang dikembangkan adalah "Smart Power Management System (SPMS), yakni teknologi informasi yang dapat memantau dan mengendalikan perangkat-perangkat mekanikal dan elektrikal di multi gedung secara jarak jauh serta memberikan informasi terkini dan sejalan dengan program Window. Perusahaan juga mengembangan teknologi informasi yang mendukung penghematan energi yaitu "Saving Energy System` (sistem penghematan energi). Sistem ini akan memberikan efisiensi energi dengan tingkat efisiensi 10 sampai 20 persen. Mengenai perusahaannya, Iman mengatakan, pertumbuhan perusahaan signifikan. Dalam kurun waktu 1996 - 2007 memiliki rata-rata pertumbuhan pendapatan mencapai 21,21 persen per tahun. Pada Tahun 2008 perolehan pendapatan ditargetkan, sebesar Rp.321,4 Milliar. Saat ini, PT. SPM mengelola pangsa pasar meliputi Pemerintah, BUMN dan Swata Nasional lainnya. PT. SPM memiliki pasar bebas sekitar 55 pesen secara nasional melalui kompetisi atau tender. Iman mengatakan, SPM berupaya menjadi pemain dalam bisnis "Property Management" di Pasifik sekaligus merupakan perusahaan lokal yang menjadi rintangan bagi perusahaan asing.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008