Jakarta (ANTARA) - Peneliti Pusat Kajian Keluarga dan Kelanjutusiaan Prof. Dr. Tri Budi W. Rahardjo mendorong semua pihak untuk meningkatkan aspek-aspek yang menjadi indikator lansia yang aktif sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.
"Tujuh dimensi itu sebetulnya merupakan konsep active ageing dari International council of active ageing tahun 2013. Tujuh dimensi ini sebagai indikator bagaimana lansia yang aktif itu sejahtera," katanya usai mengisi pertemuan Koordinasi dan Sinkronisasi Lanjut Usia Indonesia di Kementerian Sosial, Jakarta, Selasa.
Ia menyebutkan ketujuh dimensi tersebut adalah dimensi spiritual, intelektual, emosional, sosial, fisik, vokasional, dan lingkungan.
Baca juga: Menteri Yohana minta pemerintah daerah perhatikan lansia
Dimensi atau aspek pertama yang perlu pertama kali didorong, kata dia, adalah dimensi spiritual karena dimensi tersebut sangat penting untuk mengukur kondisi lansia dari aspek spiritual.
Aspek berikutnya yang perlu ditingkatkan adalah aspek intelektual. Ia mengatakan saat ini ada sekitar satu juta lansia di Indonesia mengalami demensia.
Oleh karena itu, untuk mencegahnya aspek intelektual perlu diasah sehingga menurunkan kemungkinan lansia tersebut terkena demensia.
Kemudian, aspek emosional juga perlu mendapat dorongan karena lansia yang kesepian, katanya, memiliki kualitas hidup yang rendah. Oleh karena itu, perlu ada dorongan agar lansia tetap dapat berinteraksi dengan keluarga.
"Kalau tidak keluarga, tadi saya usulkan kenapa tidak PAUD. Supaya ada touching emotional," tuturnya.
Aspek emosional juga, kata dia, dapat diberi pendekatan dari kegiatan seni. "Di beberapa daerah itu dengan seni. Misal di Bali, itu (pendekatannya) dengan seni," katanya lebih lanjut.
Baca juga: Anies yakin pemberian KLJ mampu tingkatkan kesejahteraan para lansia
Aspek lain yang penting untuk dapat meningkatkan kesejahteraan lansia adalah aspek fisik. Pendekatan aspek fisik dapat dilakukan dengan sejumlah kegiatan seperti mengajak berolahraga dan pemeriksaan rutin, katanya memberi contoh.
Aspek berikutnya yang perlu ditekankan dan perlu mendapat dukungan adalah aspek sosial.
Dalam aspek sosial, keluarga dapat memberikan dorongan agar lansia tetap dapat berinteraksi baik dengan anggota keluarga ataupun dengan masyarakat lebih luas.
"Dan ternyata, Indonesia nilainya tertinggi kalau dari segi interaksi sosial lansia," ujarnya.
Aspek selanjutnya yang perlu diperhatikan dan didorong bagi lansia adalah aspek vokasional, bagaimana mendorong para lansia agar tetap berdaya guna, tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga orang lain.
Aspek terakhir yang perlu mendapat dukungan adalah aspek lingkungan, yaitu dengan menciptakan lingkungan yang mendukung akses mereka secara fisik, termasuk dukungan politik sehingga terbentuk komnas lansia yang dapat memberikan pelayanan lebih baik bagi para lansia.
Baca juga: Jogja Sapa Lansia gandeng anak-anak muda
Pewarta: Katriana
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019