Jakarta (ANTARA News) - Politisi muda Partai Golkar yang juga Wakil Ketua Komisi III DPR Aziz Syamsuddin mengatakan, peluang kaum muda untuk tampil di pentas kepemimpinan nasional bergantung pada sejauh mana kesiapan fisik dan mental serta keharmonisan mereka dalam menyelesaikan setumpuk pekerjaan rumah bangsa ini. Selain itu, ujarnya saat dihubungi via telepon selulernya di Jakarta, Rabu, peluang kaum muda untuk menarik simpati rakyat dan dipilih sebagai pemimpin nasional bergantung pada keaktifan mereka dalam menyelesaikan masalah-masalah riil yang tengah dihadapi masyarakat. Karenanya generasi muda perlu lebih banyak lagi tampil ke muka dan mengambil peran yang lebih besar dalam mencari solusi persoalan bangsa. "Intinya singsingkan baju demi kepentingan bangsa dan negara ini menuju masyarakat adil dan makmur," ujarnya. Lebih lanjut Aziz menyatakan bahwa pihaknya menyambut baik tampilnya sejumlah orang muda yang akan mencalonkan diri dalam pilpres 2009 nanti karena hal tersebut bisa menjadi wahana untuk mencari kader-kader terbaik bangsa kedepan. Sejumlah generasi muda yang saat ini telah menyatakan diri untuk ikut meramaikan bursa pilpres 2009 diantaranya adalah Rizal Mallarangeng dan aktivis Fadjroel Rachman. Bahkan capres dari PDIP Megawati Soekarnoputri dalam banyak kesempatan menyatakan tantangan terbukanya kepada kaum muda agar tidak sungkan-sungkan berkompetisi dengan kandidat-kandidat lain yang lebih senior. Di tempat terpisah, Direktur Eksekutif Center for Information and Development Studies (CIDES) Syahganda Nainggolan mengatakan bahwa saat ini merupakan momentum bagi kaum muda untuk berperan maksimal dalam politik nasional, sekaligus mengisi kepemimpinan bangsa yang kian terbuka. "Hal ini dikarenakan bangsa kita membutuhkan tampilnya tenaga-tenaga baru yang berkualitas dari kalangan muda," katanya. Selain itu, tantangan bangsa ke depan jelas-jelas memerlukan kehadiran kaum muda untuk ikut terlibat dalam politik kepemimpinan bangsa. Karena itu, ia menyarankan agar berbagai kalangan maupun partai politik perlu memberi porsi besar terhadap elemen kepemudaan. Namun begitu, Syahganda tidak sependapat jika kebutuhan pada kaum muda itu tidak dilakukan melalui proses seleksi politik dan masyarakat. "Sehingga pada akhirnya, hanya orang muda yang berkualitas, matang, andal, diakui secara nasional, serta memiliki konsep membangun bangsa ke depan yang layak didukung untuk terlibat memimpin bangsa," ujarnya. Selain itu, kader-kader muda yang diharapkan tampil itu adalah figur yang mampu mengembangkan demokrasi dan supremasi hukum.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008