Lebak (ANTARA) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Lebak mengajak masyarakat di daerah ini melestarikan nilai-nilai toleransi antaragama guna mewujudkan kedamaian dan keharmonisan.
"Kami mengapresiasi toleransi antaragama di 'Tanah Multatuli' berjalan baik," kata Wakil Ketua MUI Kabupaten Lebak K.H. Akhmad Khudori di Lebak, Selasa.
Masyarakat Kabupaten Lebak yang religius sebagai "Daerah Seribu Madrasah" sangat menghormati dan menghargai di tengah perbedaan keanekaragaman keyakinan agama, suku, bahasa, dan budaya.
Selama ini, kehidupan di tengah masyarakat penuh kedamaian antaragama sehingga terjalin hubungan yang baik di daerah itu.
Baca juga: Sekolah Katolik di Muntilan selenggarakan lomba azan siswa Islam
Begitu juga nilai-nilai toleransi cukup kondusif dan memberikan kesejahteraan bagi umat manusia di tengah keberagaman.
"Kami meminta masyarakat terus melestarikan toleransi untuk membangun kerukunan hidup berbangsa dan bernegara," katanya.
Menurut dia, MUI juga menjalin kerja sama dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan pemerintah daerah dengan melakukan pertemuan untuk pembinaan dan dialog antarpemuka agama.
Pertemuan dan dialog antaragama itu dilakukan setiap bulan untuk memperat silatuhrahmi juga memperkuat persatuan dan kesatuan.
Masyarakat Kabupaten Lebak yang mayoritas beragama Islam tentu melindungi kaum minoritas sehingga toleransi, keharmonisan, dan kedamaian dapat dirasakan antarumat beragama.
Baca juga: Kominfo paparkan dilema medsos dalam menjaga toleransi Indonesia
Pandangan ajaran Islam dalam toleransi kerukunan antaragama sudah dijelaskan Alquran lakum dinukum waliyadin.
"Kami terus menjalin hubungan baik itu agar kehidupan masyarakat penuh kedamaian dan keharmonisan," katanya.
Ketua FKUB Kabupaten Lebak K.H. Baijuri mengatakan bahwa pada saat ini masyarakat di daerah ini melaksanakan nilai-nilai toleransi dan harmonisasi dengan baik. Selain itu, juga belum pernah terjadi konflik sosial.
Bahkan, warga Kabupaten Lebak memiliki perbedaan keyakinan yang dianut, antara lain, Islam, Kristen, Katolik, Buddha, dan Konghucu.
Baca juga: Merajut toleransi di Dusun Porot untuk negeri
Mereka para penganut agama saling menghargai dan menghormati dengan tengah perbedaan keyakinan itu karena negara memberikan jaminan kepada semua warga negara.
"Kami berharap masyarakat kondusif dan terus dilestarikan toleransi dan hubungan baik antaragama," katanya.
Pewarta: Mansyur Suryana
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019