"udah sekitar dua bulan kondisinya seperti ini. Aktivitas sehari-hari jadi semakin terhambat.
Tanjungpinang (ANTARA) (ANTARA) - Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dan premium di Pulau Bintan, Kepulauan Riau, belum teratasi karena hampir semua stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) terpasang papan kecil bertuliskan "solar dan bensin habis".
Akibatnya, warga terpaksa mengisi kendaraannya dengan pertalite atau pertamax sehingga menyebabkan antrean panjang di sejumlah SPBU sejak pagi hingga sore hari.
"Sudah sekitar dua bulan kondisinya seperti ini. Aktivitas sehari-hari jadi semakin terhambat," kata Joko, seorang pekerja bangunan di Tanjungpinang, Selasa.
Seorang sopir truk, Akim berharap pemerintah maupun pihak yang berwenang menyelidiki kelangkaan BBM tersebut karena dikhawatirkan terjadi penyelewengan.
"Pemerintah harus turun tangan karena masyarakat semakin susah dapat BBM," imbuh Akim.
Plt Gubernur Kepulauan Riau, Isdianto berharap pihak kepolisian dapat menyelidiki kelangkaan BBM yang terjadi wilayah setempat.
Dia juga meminta aparat menindak tegas siapa saja yang terbukti menyelewengkan BBM.
"Kami tidak menuduh ada penyelewengan. Pihak kepolisian perlu mengusut, siapa tahu ada indikasi ke arah itu," tegasnya.
Wakapolda Kepulauan Riau, Brigjen Polisi Yan Fitri Halimansyah mengaku pihaknya terus memonitor kelangkaan BBM di Pulau Bintan.
Sejauh ini, kata dia, belum ada laporan atau penindakan hukum terkait dugaan penyelewengan BBM.
"Kami terus awasi, akan ada tindakan tegas bagi siapapun yang berani menyelewengkan BBM," kata Yan Fitri.
Pewarta: Ogen
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019