Bandarlampung, (ANTARA News) - Sejumlah warga di Bandarlampung mulai kekurangan air bersih, karena sumur mereka mengalami kekeringan, sehingga harus meminta ke tetangga atau membeli. "Sudah sepekan ini air sumur mengering, tetapi paling parah mulai hari ini. Makanya tadi pagi harus meminta ke rumah tetangga yang memiliki sumur bor," kata Ny Lela, warga Jalan Nusantara, Kedaton, Bandarlampung, Rabu. Ia menjelaskan, untuk kebutuhan memasak terpaksa meminta ke rumah tetangganya yang memiliki sumur bor, sedangkan mencuci pakaian dilakukannya di sumur tepi sawah yang berjarak sekitar satu kilometer dari tempat tinggalnya. Hal serupa dirasakan Nasrulloh, warga Way Halim, Bandarlampung. Sumur di rumahnya mengalami kekeringan, sehingga harus mencari ke salah satu warga di Jalan Pagar Alam, Kedaton, menggunakan sepeda motor. "Setiap tahun ketika memasuki musim kemarau, kami kekurangan air. Sehingga menjadi tugas rutin mengambil air di Jalan Pagar Alam," kata dia. Penyusutan air sumur pun dirasakan Yanto, warga Jalan Sultan Haji, Kedaton, Bandarlampung. "Untungnya saya memiliki dua sumur sehingga ketika satu airnya menyusut, timba dipindahkan ke sumur lainnya," katanya. "Kalau untuk keperluan memasak, kami meminta ke rumah tetangga yang memiliki sumur bor," kata dia. Begitu pula keluhan serupa diungkapkan Adi, tetangga Yanto. Meski dirinya memiliki sumur, namun juga berlangganan PDAM, tetapi belakangan kucuran airnya mengecil. Sementara itu, PDAM Way Rilau, Bandarlampung mengalami kiris air, karena lima sumber mata air sebagai pasokan, mengalami penyusutan dan penurunan debit hingga 23 persen. Kelima sumber tersebut yakni mata air Batu Putih kini hanya mengalirkan 54 liter per detik, sedangkan dalam kondisi normal mencapai 58 liter per detik. Mata air Way Linti yang hanya memproduksi 21 liter air per detik padahal kondisi normal 25 liter per detik. Mata air Way Gudang dengan produksi 11 liter per detik, kondisi normal 15 liter per detik. Lantas mata air Tanjung Aman dari 40 liter per detik menjadi 26 liter per detik, dan mata air Ega Harap hanya berproduksi satu liter per detik, pada kondisi normal 8

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008